Jumat, 25 Juni 2010

MAS-MAS COPET

. . .

Seumur hidup, hingga saat ini aku hanya pernah menyaksikan peristiwa pencopetan secara langsung sebanyak 2 kali. Yang pertama pas lagi nonton performance-nya Peterpan waktu jaman muda dulu (dibaca: SMA). Dan yang kedua waktu Ahad lalu ketika sedang naik angkot Banjaran-Tegalega.

Pada saat peristiwa pencopetan yang pertama, saat itu aku hampir menjadi korbannya. Suasana konser yang ramai dengan lautan orang dan hingar bingar suara musik yang dinyanyikan sang idola mampu meluputkan perhatian dan kewaspadaan para penonton konser saat itu dari para pencopet yang beredar di antara orang-orang yang sedang menikmati konser musik tersebut. Ditambah saat itu adalah malam hari! Wew! Semakin lengkap dan kondusif lah kondisi tersebut bagi para pencopet untuk beraksi!

Termasuk aku yang saat itu juga benar-benar tidak menyadari akan kondisi di sekeliling aku saat itu Karena benar-benar sedang menikmati performance dari band kesukaanku itu. Sampai akhirnya tiba-tiba sepupuku menarik tanganku untuk segera beranjak dari tempat itu. Tanganku ditarik melewati banyak orang hingga tiba di tepi area konser tersebut. Lalu sepupuku berkata “Chet, HP dan dompetmu ditaro dimana? Coba dicek!”. Lalu aku pun menjawab sambil kebingungan dan sedikit merasa kesal karena pas lagi asik-asiknya nonton tiba-tiba ditarik paksa oleh sepupuku itu. “Iiiih, kenapa sih Both? Ujug-ujug narik aku ke pinggir sini terus Tanya-tanya tentang HP ma dompet! HP ma dompet ada disimpen di saku celana jeans! Masih ada kok ini! Kenapa sih?”. Lalu sepupuku itu langsung berkata, “Oh gitu. Syukur atuh kalo ada mah. Chet, kamu nyadar ga tadi orang yang berdiri di sebelah kamu itu masukin tangannya ke dalam saku pinggir jaketmu? Kayanya sih dia lagi nyari-nyari dan mau nyopet sesuatu dari saku pinggir jaketmu itu”. Aku terkaget-kaget saat itu dan berkata, “Orang yang mana? Ga inget, Both! Ga merhatiin juga yang di sebelah aku itu siapa dan kaya gimana orangnya! Ah masa sih ada orang yang mau nyopet aku? Ga kerasa apa-apa kok! Haduh! Jadi deg-degan nih! Untung ga jadi dicuri HP ma dompetnya”. Sepupuku berkata lagi, “Makanya Chet! Kita harus tetep hati-hati dan waspada apalagi kondisinya sekarang lagi rame dan ribut kaya gini! Banyak kesempatan ‘orang yang ga baik’ untuk melakukan kejahatan!”. Akhir cerita, saat itu HP dan dompet aku pun terselamatkan dan aksi pencopetan dapat digagalkan. ^^

Nah ini dia cerita pencopetan yang kedua! Kejadian yang baru saja aku saksikan Ahad beberapa hari yang lalu. Lebih tepatnya Ahad tanggal 13 Juni 2010! Saat itu, aku dan dan ketiga teman aku (Uswah, Uci, dan Wina) baru saja pulang rihlah dari daerah Anjarsari, Banjaran. Saat itu kami ber-empat pulang ke Bandung naik angkot Banjaran-Tegalega. Posisinya saat itu kami duduk di paling ujung dekat dengan kaca belakang angkot. Aku dan Wina yang duduknya paling ujung saat itu. Seperti biasa ketika ada lebih dari satu orang perempuan berkumpul pastilah akan terjadi perbincangan-perbincangan.
Hehehe.. ya begitu juga dengan kami saat itu yang selama perjalanan asyik mengobrol dan sharing tentang cerita di kampus masing-masing (karena kami berasal dari kampus yang berbeda). Nah ketika di daerah Moh.Toha, tiba-tiba angkot berhenti dan menaikkan penumpang 4 orang pemuda. Lalu angkot pun melaju kembali. Mereka duduk tersebar di tengah dan di ujung dekat pintu keluar angkot. Mereka pun beraktivitas masing-masing dan tidak berinteraksi yang menunjukkan satu sama lain saling mengenal. Ada yang telpon-telponan terus, ada yang diem aja, ada yang asyik dengan HP nya. Begitu juga dengan aku dan ketiga teman aku yang masih asyik dengan obrolan kami. Oiya, di dalam angkot itu ada penumpang lain, yaitu seorang ibu dan putri nya yang masih remaja. Mereka duduk berhadap-hadapan. Ibu tersebut berada di sebelah temanku, Uswah,. Sedangkan putrinya duduk di sebrang ibunya dan di sebelah seorang pemuda yang naik di daerah Moh.Toha tadi. Dan satu orang penumpang lagi yang duduk di samping pak supir.

Di tengah perjalanan dan di tengah masing-masing aktivitas para penumpang di dalam angkot, secara mengejutkan dan tiba-tiba ada seorang penumpang yang terjatuh dari tempat duduknya sambil merasa shock seolah-olah baru saja terjadi serangan di dalam tubuhnya. Pemuda tersebut adalah yang duduk tepat di antara putri dari ibu dalam angkot tadi dan temanku ‘Uci’. Secara spontan semua perhatian penumpang dalam angkot pun tertuju pada pemuda tersebut. Dan saat itu angkot tetap melaju seperti tidak terjadi apa-apa di dalamnya. Semua penumpang kaget dan berusaha menolong pemuda tersebut yang jatuh secara tiba-tiba itu. Beberapa penumpang berusaha bertanya pada pemuda itu mengenai keadaannya. Dan pemuda itu hanya meminta tolong untuk dibantu kembali ke tempat duduknya. Beberapa pemuda lain yang juga penumpang angkot tersebut angkat bicara dan menginstruksikan kami untuk membantu pemuda yang sakit tersebut dengan memegang tangannya. Lalu Beberapa penumpang saat itu berusaha membantu pemuda tersebut untuk bangkit dan kembali duduk ke tempatnya semula. Beberapa orang dari kami berusaha memegangi tangannya dan menjadi pijakan bagi pemuda itu untuk bangkit, tetapi pemuda itu tetap tidak bisa bangkit lagi, kakinya kaku dan ketika akan mulai bangkit selalu terjatuh lagi. Saat itu aku duduk paling ujung dan agak sulit menjangkau tangan pemuda yang sakit tersebut. Saat itu yang ada di pikiranku adalah apa yang terjadi dengan pemuda tersebut hingga dia bisa jatuh tiba-tiba seperti itu? Serangan stroke ringan kah? Atau gejala seizure? Yups, semua materi kuliah farmakoterapi saat itu berkecamuk di kepalaku sambil berpikir apa yang bisa aku lakukan segera saat itu sabagai seorang mahasiswa yang sedang berkecimpung di bidang farmasi/kesehatan untuk menolong pemuda itu. Saking bingungnya, yang keluar dari mulutku saat itu justru hanya bilang ke pemuda itu untuk tetap tenang, rileks, coba luruskan kaki dan meminta penumpang lain untuk membuka jendela kaca angkot agar supply udara bagi pemuda tersebut tidak kekurangan setelah saat itu dikerumuni oleh penumpang lainnya. Hufft, bingung soalnya mau ngapain! (Ternyata kalo jam terbang ‘praktek kefarmasian’ masih kurang, ketika dihadapkan pada kasus-kasus mendadak seperti ini masih sering panik dan bingung. Semua teori tentang guideline farmakoterapi dari gejala suatu penyakit itu mental semua dari otak! Hehehe… ^^v)

Di dalam angkot yang tetap berjalan dan di tengah keributan para penumpang yang berusaha menolong pemuda tersebut, aku sempat melihat pemuda tersebut memegang-megang tangan temanku! Ow! Kenapa dia pegang-pegang tangan temanku?!?!? Tapi saat itu husnudzan saja, aku berpikir pemuda tersebut memegang tangan temanku mungkin karena mencari pijakan tangan untuk membantunya bangkit. Toh saat itu darurat dan ga sengaja pegangnya, dan lagi dia tidak hanya memgang tangan temanku saja, tetapi tangan-tangan penumpang yang lain. Termasuk seorang ibu yang selalu membantu dan menjadi pijakan tangan pemuda tersebut untuk bisa bangkit lagi. Tetapi saat itu pemuda tersebut tetap saja jatuh lagi di setiap akan berusaha bangkit. Sampai akhirnya pemuda itu berkata untuk segera memberhentikan angkotnya. Dia ingin turun angkot saja katanya. Kami semua bingung dan bertanya kenapa pemuda itu ingin turun angkot? Nanti gimana? Udah kuat belum?. Tetapi pemuda itu tetap memaksa untuk turun. Akhirnya salah seorang dari kami pun ada yang berteriak ‘Kiri’ pada pak supir dan angkot pun berhenti saat itu. Dan sambil terseret-seret kakinya, pemuda itu turun dari angkot.

Sesaat setelah pemuda itu turun dari angkot, secara reflex yang aku lakukan adalah membuka tas dan mengecek keberadaan dompet dan HP ku. Alhamdulillah! Masih ada! (Yups, aku sempat berpikir negative tentang pemuda itu, tapi syukurlah ternyata dugaanku salah!). Kemudian angkot melaju kembali. Setelah itu di dalam angkot semua orang membicarakan pemuda tersebut. Mulai dari ada yang merasa kasihan karena manganggap masih muda sudah terkena gejala serangan stroke ringan. Ada juga yang berasumsi hal itu karena tekanan darah tinggi yang mungkin diderita oleh pemuda tersebut. Sampai semua penumpang dikejutkan oleh Ibu yang merupakan salah satu penumpang dalam angkot tersebut. Beliau bertanya sambil keheranan “Gelang ibu mana? Kok ga ada?!?!!?”. Dan saat itu juga kami semua sadar bahwa pemuda itu adalah seorang pencopet! Pencopet yang sudah mengambil gelang emas Ibu tersebut. Lalu Ibu tersebut langsung shock dan berusaha ditenangkan oleh penumpang yang lain. Ibu tersebut pun langsung berteriak ‘kiri’ sebagai tanda untuk meminta pak supir memberhentikan angkotnya. Yups, ibu dan anaknya tersebut turun dari angkot karena ingin berusaha mengejar pemuda tersebut!

Di dalam angkot, masih ada beberapa penumpang yang tersisa yaitu aku dan ketiga temanku serta ketiga pemuda yang naik dari daerah Moh Toha. Tiba-tiba seorang temanku bertanya “Teh CG, jam tangannya gimana?”. Langsung saat itu juga aku memegang lengan kiriku. Dan Alhamdulillah jam tanganku masih melekat baik di lengan kiriku. Hatiku tenang karena jam pemberian seorang teman ini sangat memorable untukku. Untung saat itu jam tanganku tertutupi oleh balutan jaket yang aku pakai dan lagi jam tangan itu melekat kuat di lenganku sehingga akan sulit untuk orang lain mengambilnya secara cepat maupun paksa. ^^

Sesaat setelah ibu dan anaknya itu turun dari angkot, tidak selang berapa lama ketiga penumpang yang naik di daerah Moh Toha tadi pun turun juga. Dan di dalam angkot tinggal ada aku dan ketiga temanku, pak supir dan penumpang yang ada di sampingnya. Lalu aku dan ketiga temanku masih shock dengan kejadian tadi. Kenapa kami begitu polos dan husnudzan ya pada pemuda tadi. Kenapa kami tidak langsung berpikir dan menduga bahwa tadi itu adalah trik pencopetan yang sering dilakukan di dalam angkutan umum. Kenapa kami tidak menyadari hal itu sedari awal tadi, padahal berita-berita tentang metode-metode/trik-trik pencopetan di angkot yang seperti pemuda itu lakukan sering kami dengar sebelumnya. Tetapi pada saat kejadian itu menimpa dan terjadi pada kami, semua info tentang itu buyar semua. Ga inget juga kalo itu adalah salah satu metode pencopetan. Dan kami baru menyadari bahwa keempat pemuda yang naik angkot tersebut adalah sekomplotan tapi di dalam angkot mereka seolah-olah tidak saling mengenal. Padahal mereka sudah merencanakan kejahatan dan bekerja sama dengan baik melakukan kriminalitas di angkot tersebut.

Kemudian aku berkata pada teman-temanku saat itu, “Ternyata tugas kita masih berat ya? Masih panjang! Kriminalitas masih banyak terjadi di negeri ini! Inilah kondisi umat saat ini. Masih saja ada orang yang berani menghalalkan segala cara untuk mendapatkan rejeki, padahal rejeki yang didapatkannya tidak halal. Bagaimana perasaan keluarganya jika tahu tahu rejeki yang didapat berasal dari perbuatan yang dimurkai Allah!?!? Bagaimana pertanggunjawaban segala perbuatan mereka di akhirat kelak?!?!?

Lalu temanku ‘Uswah’ berkata, “Iya teh, ternyata masih panjang perjuangan kita untuk bisa mewujudkan Negara yang Adil dan Sejahtera sehingga tidak akan lagi terjadi tindakan kriminalitas oleh warganya akibat himpitan kebutuhan dan ekonomi yang lemah. Masih berat ternyata tugas kita untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang islami yang imannya kuat dan akan selalu takut jika melakukan tindakan kejahatan karena merasa selalu diawasi oleh Tuhan nya.”

Kejadian tadi akan menjadi pelajaran berharga buat kami untuk selalu waspada dimanapun berada. Untuk tidak terlalu polos dalam berpikir dan menilai suatu kejadian aneh yang terjadi. Dan pastinya untuk tidak ‘mengundang’ orang lain melakukan kejahatan dengan tidak menunjukkan barang-barang yang ‘menyilaukan’ mata orang lain yang melihatnya di depan umum. Karena kalo kata Bang Napi mah “KEJAHATAN terjadi karena ada KESEMPATAN! WASPADALAH! WASPADALAH! WASPADALAH!” ^^v

. . .

Bandung, 16 Juni 2010
@My Lovely Room (KBS11)
09:22 pm
-CegiYangLagiPunyaWaktuSenggangUntukMenulisKarenaHariIniGaAdaKP-

KENAPA LELAKI JAWA GA BOLEH NIKAH SAMA PEREMPUAN SUNDA?!?!?

. . .

Seperti biasanya, kalo udah pulang dari kondangan nikahan temen, pasti langsung ngobrolin hal-hal yang terkait dengan itu. Huffft! Sama halnya seperti aku dan teman-temanku ketika pulang dari acara nikahan salah seorang teman farmasi 2004 hari Sabtu 19 Juni yang lalu.

Sabtu lalu, aku dan lima temanku (dini, andin, nendi bo, jarwo, brili) kebetulan menghabiskan waktu akhir pekan bersama-sama. Ga disengaja memang, karena sebetulnya andin, jarwo dan brili sedang Kerja Praktek di KF-14 dan Nenden pun sedang bertugas menjadi apoteker PIO disana. Sedangkan aku dan Dini, datang ke KF-14 itu untuk mengambil handphone dan dompetku yang terbawa nendi bo.

Nah, karena semua berkumpul di satu tempat yang sama dan di waktu yang sama juga, makanya kami pun jadi ngobrol-ngobrol ngalor ngidul. Mulai dari piala angkatan farmasi 2004 yang space-nya semakin berkurang, lalu posisi 20 besar pasangan FA’04 yang akan menikah, kabar istrinya jarwo yang sedang hamil, calon-calon keponakan FA’04, dll. Sampai akhirnya, kami semua menghabiskan akhir pekan dengan Kuliah Kehidupan (dibaca:pernikahan) dari MJ (Mas Jarwo, pen ^^v). Kemudian tiba-tiba di tengah-tengah pembicaraan, entah kenapa aku pun nyeletuk dan bertanya pada sahabatku, Jarwo, yang merupakan lelaki keturunan Jawa.

“Eh, Wo! Mau Tanya dong! Kenapa sih kok banyak yang bilang kalo LELAKI JAWA ga boleh nikah sama PEREMPUAN SUNDA? Sampe nenek-mu bilang dan pesen ke kamu untuk jangan sampe kecantol sama orang Bandung/Sunda? Emang ada apa sih? Jawab ya! Saya kepengen tau! Atau tulis aja jawabannya di buku saya. Biar saya bisa tau dan inget terus alasannya kenapa!”, tanyaku saat itu.

Dan ini jawaban Jarwo yang ditulis di buku-ku saat itu.

. . .

Orang Jawa say no ke cewe sunda:
1. Pengalaman tidak baik yang terjadi pada pasangan Jawa-Sunda

2. Perbedaan budaya dan cara didik antara perempuan Jawa dan Perempuan Sunda

3. Apa ya….?

Contoh teknis:
- Pengalaman buruk lebih ter-blow up

- Kendala bahasa, terutama bagi orang tua

- Perempuan jawa terkesan lebih “nerimo” dan tidak banyak menuntut, baik itu dalam hal nafkah maupun keadaan.

- Perempuan Jawa terkesan lebih bisa diboyong dan diajak membangun dari nol bersama-sama (Lebih bersifat gotong royong)

- Ada anggapan, perempuan Jawa dididik untuk terbiasa mengurus urusan rumah tangga, sedangkan perempuan Sunda cenderung dididik untuk bisa tampil cantik sehingga berpengaruh pada pemborosan (Pengeluaran menjadi lebih tinggi jika harus menghidupi istri seorang Sunda)

- Kalaupun sama-sama cantik, orang tua Jawa (kebanyakan) menilai perempuan Jawa itu dengan kata “manis/anggun”, ga neko-neko (termasuk kehalusan budi pekerti). Sedangkan perempuan Sunda ya “cantik” saja (belum dipastikan kehalusan budi pekertinya).

Yah.. lagi-lagi itu semua hanya generalisasi. Bukan harga mati, dan sangat tergantung pada individu masing-masing. Tapi, kata-kata seperti inilah gambaran/image yang terbentuk tentang Perempuan Sunda di mata Keluarga Jawa.


. . .

Itu jawaban yang ditulis Jarwo di buku-ku dan sempat dibahas juga oleh kami semua saat itu. Ada yang menerima dan ada juga yang tidak. Apapun alasannya, semua itu tergantung dari individu masing-masing. Ga boleh digeneralisasi bahwa Keluarga Jawa berpikiran seperti itu dan Keluarga Sunda juga seperti itu.

Karena pada hakikatnya, bukanlah suku bangsa yang dijadikan tolak ukur utama dalam menentukan pasangan.

“Perempuan itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, atau karena agamanya. Pilihlah berdasarkan agamanya agar engkau beruntung”. (HR. Bukhari dan Muslim)

“Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah perempuan shalihah”. (HR. Muslim, Nasa’I, Ibnu Majah, Ahmad, dan yang lainnya)

Seseorang dikatakan beragama apabila berakhlak mulia, sebagaimana ungkapan Rasulullah SAW dalam memberikan gambaran mengenai agama. Beliau mendefinisikan, Agama adalah akhlak yang bagus. Jadi untuk mengetahui kebaikan agama atau keislaman seseorang maka bisa dilihat dari kebaikan akhlaknya.

Pertanyaan selanjutnya dari kami pada Jarwo saat itu adalah “Wo, gimana sih caranya biar bisa dapet pasangan yang sholeh/sholehah kaya istrimu?”.

Jawaban Jarwo saat itu adalah .“Serahkan segalanya pada Allah. Karena Allah yang lebih mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya”.

Yups, yang bisa kita lakukan adalah menyerahkan segala urusan (termasuk urusan ‘jodoh’) pada Allah dan berusaha untuk terus memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik. Karena sesuai dengan janji Allah dalam Al Quran:

“. . . , sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga)”. (Q.S. An-Nur:26)
. . .

Bandung, 20 Juni 2010
@My Lovely Room (KBS11)
11:23 pm

komentar dan diskusi di link ini:
http://www.facebook.com/note.php?note_id=401323861740

LIHATLAH AWAN JANGAN LIHAT DEBU

. . .

Saudariku, jadilah engkau wanita yang bercita-cita mulia. Dan saya harap engkau selalu mengalami peningkatan, beristiqomah, dan selalu waspada dari sesuatu yang menjerumuskan dan membuatmu mundur. Ketahuilah bahwa hidup ini hanya kumpulan detik dan menit. Maka jadilah seperti semut yang selalu bersungguh-sungguh dalam usahanya. Janganlah engkau berputus asa.

Jika engkau melakukan dosa besar maka segeralah kembali pada pintu taubat, jika engkau lupa hapalan Al-Quran maka ulangilah hapalanmu. Yang penting, jangan merasa dirimu telah gagal dan mundur karena sejarah tidak akan mengenal kata akhir dan akal tidak mengakui adanya penyelesaian.

Namun, masih ada waktu untuk mengoreksi diri. Usia itu bagaikan tubuh yang bisa diubah dengan operasi. Usia itu bagaikan bangunan yang bisa direnovasi dan dikokohkan dengan semen dan beton, atau dihiasi dengan cat. Oleh karena itu, jauhilah kondisi yang membuatmu mundur. Hilangkan dari benakmu perasaan sakit, gagal, dan musibah. Allah berfirman :
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (Q.S.Al-Maidah:23)

. . .

Dikutip dari buku “Agar Menjadi Wanita Paling Bahagia di Dunia” karya Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni, MA.

KUNCI KEBAHAGIAAN TERLETAK PADA SUJUD

. . .

Saudariku, lembaran kebahagiaan pertama dalam buku catatan manusia di hari ini adalah shalat shubuh. Maka bukalah lembaran hidupmu dengan melaksanakan shalat subuh karena itulah yang akan menjadi jaminan dari Allah akan penjagaan-Nya. Dengan melakukan shalat subuh niscaya Allah akan menjagamu dari bencana, menunjukkanmu pada jalan kebaikan, dan keutamaan serta mencegahmu dari segala kehinaan.

Saudariku, ketahuilah bahwa harimu tidak akan barakah kecuali jika engkau mau memulainya dengan shalat subuh. Tidak akan ada ucapan selamat dari Allah hari yang tidak dimulai dengan shalat subuh. Karena itu adalah salah satu tanda diterimanya hidupmu dan kunci kemenangan dan kemuliaan. Akan tenang bagi mereka yang menjaga shalat subuh dan akan dilanda kesedihan bagi mereka yang melalaikan shalat subuh.

. . .

Dikutip dari buku “Agar Menjadi Wanita Paling Bahagia di Dunia” karya Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni, MA.

AGAR MENJADI WANITA PALING BAHAGIA DI DUNIA (Prolog)

. . .

Tak sengaja Ahad malam yang lalu menemukan sebuah buku lama yang diberikan seorang teteh kepadaku. Judulnya “Agar Menjadi Wanita Paling Bahagia Di Dunia” karangan Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni, MA. Baru kuingat kalau buku itu diberikan kepadaku pada saat aku kuliah di akhir tingkat 2 atau sekitar awal tingkat 3 (aku lupa tepatnya kapan), saat itu kalau tidak salah sekitar tahun 2006. Yups, 4 tahun yang lalu! Dan ternyata aku belum membacanya sama sekali!
Akhirnya, malam itu aku pun mulai membaca buku tersebut. Dan Subhanallah, ternyata bukunya bagus! Hehehe… Banyak tulisan-tulisan yang “menampar” ku sebagai seorang wanita! Sebagai seorang muslimah lebih tepatnya! ^^v

. . .

Ini sepenggal muqadimah dari buku tersebut:

Wahai wanita yang paling bahagia dengan agama dan akhlaknya
Tanpa mutiara, tanpa kalung, dan tanpa emas
Tetapi dengan tasbih yang bagaikan pembawa kabar gembira
Bagaikan tetes hujan, bagaikan fajar;
Bagaikan pancaran cahaya dan bagaikan awan
Di dalam sujud, dalam do’a
Dalam kedekatan dengan Tuhannya
Dalam renungan di antara cahaya lauhul mahfudz dan kitab-kitab-Nya
Dalam kilatan cahaya dari Gua Hira
Dari utusan Tuhanmu pada bangsa Arab dan Romawi
Maka engkaulah wanita yang paling bahagia di dunia
Dalam hatimu yang bersih
Yang engkau suburkan dengan dekat kepada Allah

Saudariku, jalan kebahagiaanmu tersembunyi dalam wawasan dan kejernihan pengetahuanmu. Hal tersebut tidak akan didapat dengan membaca kisah-kisah romantis yang penuh khayal dan menjerumuskan, atau membaca cerita yang memberikan impian yang memabukkan. Semua itu hanya akan membuahkan kemunduran dan kesengsaraan.

Alangkah baiknya engkau membaca buku-buku yang mencerahkan, yang ditulis oleh orang-orang yang hatinya hidup dan yang mempunyai misi menyadarkan siapa saja yang membaca bukunya.

Bagaimanapun juga, tidak ada yang bisa menandingi kisah-kisah yang terdapat dalam kitab-Nya dan hadits rasul-Nya serta sejarah para sahabat dan ulama yang saleh. Maka dari itu, tempuhlah jalan mereka dengan berkah dan keridhoan Allah. Niscaya engkau akan bahagia dengan apa yang engkau miliki, yaitu agama, hidayah, dan aqidah.

#Dr. Aidh Al-Qarni#

. . .

Bandung,15 Juni 2010
@My Lovely Room (KBS11)
00:37 am

DOA RABITHAH


. . .

Allahumma innaka ta’lam, Annnahadzihil Quluub.. Qadijtama’at mahabbatika, Waltaqqat ‘ala Tha’atika, Wa tawahhadat ‘ala Da’watika, Wa ta’ahadat ala nasyrati syari’atika, Fawatsiqillahumma rabithatahaa.. Wa adimmuddaha… Wahdiha subulaha.. Wamla’haa binuurikalladzi laa yakhbu.. Wasyrah shuduuraha bi faidzil iimani bika.. Wajamilittawakkuli’alaika.. Wa’ahyiha bi ma’rifatika.. Wa’amithaa ala SYAHADATI fii sabilika… Innaka ni’mal maulaa wa ni’mannashir…

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru (dakwah di jalan)-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, Ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan marifat-Mu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Aamiin.”

. . .

Doa ini Untuk kalian semua, saudari-saudariku tersayang. Whatever or Wherever our pathways now, Ukhuwah Islamiyah will be Forever!!! I Miss you all… Uhibbukumfillah.. ^^v

. . .

Bandung, 16 Juni 2010

@My Lovely Room (KBS11)

11:41 pm

-CegiYangLagiKangenSamaTemenTemenSemua-


Memaknai Arti Perjuangan dari Kata dan Nada

Bandung, 17 Juni 2010
@My Lovely Room (KBS11)
00:03 am

Baru menemukan file di laptopku. Ini tulisan yang aku buat 2 tahun lalu. Tepatnya tahun 2008, setelah Kabinet KM ITB baru saja mengalami pergantian kepengurusan.

Terinsprasi menulis karena banyaknya permasalahan rakyat yang sedang terjadi di Indonesia saat itu. Yang paling menggegerkan saat itu adalah kenaikan harga BBM sebagai reaksi dan respon terhadap melambungnya harga minyak dunia yang menembus harga >$120, ditambah lagi masalah kisruh dana BLT yang dibagikan kepada rakyat kecil, belum lagi film remaja berbau Pornografi dan Pornoaksi yang lolos dari LSF dan ditayangkan di bioskop-bioskop yang notabene penontonnya adalah para pemuda-pemudi generasi masa depan bangsa ini. Merasa geram karena mahasiswa ITB (khususnya kepengurusan Kabinet KM ITB yang baru naik) saat itu dirasakan masih kurang peka dan tidak cepat tanggap ikut aktif bergerak dalam menyuarakan aspirasi rakyat dan kebenaran yang harus diperjuangkan.

. . .

Bandung, 12 Mei 2008
@My Lovely Room (TbgsDlm6)
11:47 pm

Lagi ingin berbagi lagu…
Kemarin… seharian,,,, saya melihat berita di Televisi…
Pagi-Siang-Sore-Malam menayangkan berita yang sama….
Berita tentang Kenaikan BBM….

Saya teringat 2,5 tahun lalu… tepatnya Bulan Oktober tahun 2005… aksi pertama yang saya ikuti waktu itu adalah aksi penolakan kenaikan BBM…. Pengalaman pertama aksi bersama kabinet KM ITB… yang saat itu Presiden KM nya M. Syaiful Anam…. Pengalaman pertama aksi saat itu langsung dihadapkan pada kondisi chaos… karena pada saat aksi bertepatan dengan tanggal 5 Oktober yang merupakan Hari Jadi TNI…. Kondisi yang semakin memanas antara barisan mahasiswa dan militer….


Cuma lagi ingin berbagi aja… Lagi Rindu…. Rindu dengan ruh gerakan mahasiswa….
Rindu dengan gerakan-gerakan mahasiswa yang membela kepentingan rakyatnya….
Melihat kenyataan tentang kondisi negeri saat ini…
Begitu banyak carut marut yang terjadi di negeri ini…
Terjadi degradasi moral, pornoaksi & pornografi, harga bahan pokok naik, BBM yang direncanakan akan naik juga, akses pendidikan dan kesehatan yang masih terbatas, Korupsi yang masih merajalela, angka pengangguran yang masih tinggi, kelaparan yang masih banyak terjadi, dan masih banyak lagi permasalahan negeri yang harus kita (generasi penerus bangsa, pen)selesaikan….
Mungkin, kita (mahasiswa, pen ) tidak bisa menyelesaikan masalah itu semuanya…. Karena kita belum cukup mampu untuk berbuat dan turun langsung menyelesaikan permasalahan-permasalahan itu….
Tapi… Kita masih BISA berkontribusi….
Lewat karya kita (TA, Pengabdian Masyarakat, PKM, Penelitian, dll)… bahkan jikalaupun kita belum sanggup dengan langkah nyata, setidaknya kita bisa berkontribusi dengan tulisan…. Dan bahkan jikalaupun kita masih belum bisa, setidaknya kita berani bersuara menyerukan kebenaran…..

Jadi inget kata-kata nya Ibu Siti Fadilah Supari (Menteri kesehatan RI saat ini)… Pada saat menyampaikan pidatonya di Aula Barat ITB beberapa bulan yang lalu…
Beliau berkata dahulu ITB bisa menjalankan peran tidak hanya untuk pendidikan dan penelitian tapi ikut juga terlibat dalam permasalahan bangsa… membela kepentingan rakyat…. Dan saat ini, mahasiswa ITB tidak lagi menjalankan fungsi tersebut… Bahkan suara mahasiswa ITB pun tidak pernah terdengar lagi….

Jadi inget juga kata-kata dari Bapak Penjaga Gudang Zat Kimia di Sekolah Farmasi…
Kata beliau “sekarang mahasiswa ITB ga pernah demo-demo lagi kalau ada kenaikan harga barang dan BBM… mungkin sekarang mah lagi pada sibuk di Lab ya neng? Jadi ga terlalu merhatiin lagi rakyat kecil kaya bapak ini….”

(mendengar omongan bapak penjaga gudang itu, saya makin tertohok… kemana saja saya? Di saat di luar sana masih banyak rakyat yang kesusahan,,,, di saat banyak rakyat yang ingin membela haknya dan menyuarakan isi hatinya,,,, dimanakah kita wahai mahasiswa?)


Ada quote dari seorang kawan ITB 2004:
“Maka bagaimana menurut kalian, kawan-kawan ITB, masihkah kita ada? Setidaknya bersuara kalaupun tidak berbuat. Karena selemah-lemahnya iman adalah menolak dengan diam jika ada kemungkaran. Tapi kemungkinannya juga jika diam adalah tidak ada iman.”

Ada kata-kata dari seorang kakak yang selalu saya ingat :
“Setiap orang yang diberi kemampuan dan kesempatan lebih, maka tanggung jawabnya pun harus lebih!!!”
¬(begitu juga mahasiswa yang sudah diberi kesempatan oleh Allah untuk mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, merasakan segala fasilitas yang disediakan kampus, yang diberi subsidi pendidikan dari uang rakyat alias pajak… harusnya kita juga punya tanggung jawab lebih… )

Saya yakin,, , tiap-tiap orang dan kita pun punya jalan dan cara nya masing-masing untuk berjuang…. Semoga apa yang akan kita lakukan nanti bisa bermanfaat untuk orang banyak….
Semoga kita bukan termasuk dari golongan orang-orang yang hanya mementingkan diri kita sendiri…
Karena dalam setiap diri kita ada hak-hak orang lain yang harus kita tunaikan….

Selamat Berjuang di masing-masing medannya, kawan!!!

Warm regards,
CitraGustiLestari-CG
-SeorangMahasiswaYangMasihBelumBisaBerbuatApa-apa-

PS. Saya kangen niy nyanyiin lagu-lagu ini pas lagi aksi… hohoho… kapan ya kita bisa aksi lagi?!?!!? Kangen juga niy ma lagu-lagu kampus…. Padahal waktu OSKM dulu semangat bener nyanyi nya… hohoho… jadi makin semangat soalnya kalo denger…. Kalo denger lagu Mars ITB… jadi makin semangat untuk cepet-cepet lulus…. Hohohoho…. Piss ah!!! ^__________^


TOTALITAS PERJUANGAN

Kepada para mahasiswa Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan Di persimpangan jalan
Kepada pewaris peradaban Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan di lembar sejarah manusia

Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta


BERDERAP DAN MELAJU

Berderap dan melaju
Menuju Indonesia baru
Singsingkan lengan baju
Singkirkan semua musuh-musuh

Rakyat pasti menang melawan penindasan
Rakyat kita pasti menang
Rakyat pasti menang tegakkan kedaulatan
Rakyat kita pasti menang



HITAM PUTIH

Katakan Hitam adalah hitam
Katakan Putih adalah putih
Tuk kebenaran dan keadilan
Menjunjung Totalitas Perjuangan
Seluruh rakyat dan Mahasiswa
Bersatu padu bergerak bersama
Berbekal moral…Intelektual…..
Selamatkan Indonesia Tercinta….


MENTARI II
Kulihat disana
Sinarmu merekah
Berikanlah cahayamu
Bagi negeriku

Dengarlah suara
Seruan rakyatmu
Tertindas terbelenggu
Menanti tanganmu

Berikanlah cahayamu
Bagi negeriku


HYMNE KM ITB
Di sini kami tempa diri
Pribadi tangguh nan berbudi
Kami ingin dapat berbuat
Untuk jaya tanah airku

Kami siap abdikan diri
Dengan jiwa dan raga ini
Berbuat demi negeri ini
Agar Jaya Bangsaku

Segla cita dan karsa ini
Adalah bara tuk berkarya
Semangat ku kobarkan selalu
Api jaya almamaterku

Dengan tulus ku berikrar
Untuk selalu berjuang
Setia ku usung panjimu
Kibar Jaya Kapusku

Sumbangsihku
Mungkin tak berarti
Tapi ikhlas ku baktikan semua

Dengan tulus ku berikrar
Untuk selalu berjuang
Setia ku usung panjimu
Kibar jaya kampusku
Kibar Jaya ITB

Kamis, 03 Juni 2010

Menjadi TUA itu PASTI!

Berawal dari janjian ketemunya CG, Lizi, Kiki dengan Kak Galih di Kantin Salman. Hari itu hari Minggu. Seharusnya hari Minggu itu adalah hari libur, hari dimana aktivitas di kampus tidak seramai biasanya. Tapi hari itu beda! Hari itu kampus ramai sekali. Banyak anak berseragam SMA memenuhi area kampus dan sekitarnya, termasuk kompleks mesjid salman. Hari itu ramai sekali karena sedang ada USM ITB gelombang II.

Seperti biasa setiap kali kami bertiga melakukan pertemuan, biasanya Lizi yang datang pertama. Begitu juga saat itu. Baru kemudian aku yang datang menyusul Lizi yang sudah ada di kantin Salman. Dan saat itu kami berdua pun menunggu Kiki yang masih terjebak macet di jalan dan Kak Galih yang masih sholat di mesjid.

Saat kami berdua menunggu kedatangan Kiki dan Kak Galih, seperti biasa kami terlibat pembicaraan santai sambil memperhatikan keadaan sekitar saat itu.

“Ih meuni loba pisan nya anak2 nu ikutan USM. Perasaan jamannya kita mah ga sebanyak ini da!”, CG mulai berkomentar.

Lizi pun menanggapi, “Ceg, ieu teh nya USM gelombang 2. Nyaho teu peserta na sabaraha urang? Nepi ka belasan ribu! Sampe nya tempat USM na teh make sakola2 lain! Loba pisan pan!”

Intinya dari pembicaraan kami saat itu adalah bahwa saat ini fenomena USM itu semakin banyak yang mengikuti. Setahu kami, bahkan untuk membeli formulir pendaftarannya saja dibutuhkan uang yang tidak sedikit (setidaknya itu buat kami yang merasa formulir pendaftaran USM ITB itu cukup mahal. Hehehe,,, berkali-kali lipat dibandingkan dengan harga formulir SPMB!). Dan ternyata walaupun harga formulir yang tidak bisa dibilang murah untuk orang kebanyakan, tetep aja yang ikutan mah banyak beudh!

Secara tidak sadar akhirnya kami pun mencoba flashback mengenai masa lalu kami ketika pertama kali masuk ITB. Yups, CG dan Lizi adalah mahasiswa-mahasiswa yang masuk ITB itu melalui jalur ‘rakyat kebanyakan’, dimana kami harus bersaing dengan ratusan ribu orang yang juga ingin mengenyam pendidikan di Institut Terbaik Bangsa (katanya sih gitu!) ini. Bagaimana kami harus berjuang keras untuk bisa menembus tembok SPMB. Pilihannya adalah Lulus atau Mengulang SPMB tahun depannya lagi. Berbeda dengan USM yang apabila tidak lulus saat ujian gelombang I, bisa mengulang di ujian Gelombang II hanya beberapa bulan setelahnya. Yeah, whatever lewat mana jalannya, kayanya sekarang mah mereka juga mungkin mikirnya “Yang penting bisa masuk ITB”. USM ITB itu kan “Usaha Saya Masuk ITB” (hehehe… yowes lah! Tar kita bahas lagi lebih serius tentang ini di kesempatan lain).
“Zi, kita teh sama mereka beda 6 taun nyaho teu?!?!”, tiba-tiba CG berbicara.

“Iya ceg nyaho urang. Kita teh ya sama aja kaya waktu dulu kita ngeliat angkatan 98 yang super swasta! Heuheu.. jauh nya beda na kita jeung mereka teh! 6 taun kitu!”, Lizi menanggapi.

CG ngomong lagi sambil sesekali melihat ke arah kaca jendela di sampingnya, “Eh Zi, ari muka kita sama mereka beda jauh teu nya?”

“Nya beda ateuh Ceg. Katingali da kita teh udah tua. Beungeut kita mah geus beungeut lieur ku masalah, ku beban hidup. Beda jeung barudak siga mereka mah, masih muka-muka senang gembira, belum kusut mukanya.”, Lizi menjawab.

Mendengar jawaban Lizi, secara refleks aku pun kembali memandang kaca jendela yang memantulkan bayangan wajahku saat itu sambil bertanya-tanya apakah bener mukaku sudah setua itu! Padahal aku ngerasa nya masih biasa aja, masih muda, dan ga terlalu jauh bedanya sama mahasiswa2 baru di kampus! Hehehe.. (Ga nyadar diri mode on! ^^v)

Akhirnya Kiki pun datang. Kami bertiga pun akhirnya berlanjut berbicara tentang usia kami yang ternyata sudah mendekati seperempat abad (tahun ini berumur 24 tahun).

Lalu Lizi kembali bilang,”Tau ga, mereka teh beda sama kita 6 tahun (sambil menunjuk anak2 SMA yang baru saja USM). Itu sama aja kaya kita dulu pertama kali masuk kampus (tahun 2004) ngeliat kakak-kakak angkatan 98. Nah jigana mereka (anak-anak SMA itu, pen) juga ngeliat kita kaya gitu. Senior pisan keliatan nya.”

Lalu aku pun berkata, “Tapi kenapa ya Zi, aku kok ngerasa aku teh masih aja sama kaya yang dulu. Masih belum berasa tua, masih kaya anak-anak aja gitu! Pokonya ga tua-tua banget lah, masih anak muda aja gitu! Hehehe..”

Setelah itu Kiki ikut menyetujui, “Iya, saya juga ngerasa masih muda aja. Ga tua-tua amat kok.”

Lalu Lizi langsung nyeletuk, “Itu karena kita belum nikah, nyong! Gaya nya kita juga masih kaya anak-anak muda. Masih semaunya. Coba kalo kita style nya pake baju rapi dikit dan lebih formal, kita pasti udah dibilang ibu-ibu! Muka mah ga bisa menipu. Muka tua yang udah banyak makan asam garam. Muka penuh beban hidup.”

Ya akhirnya pembicaraan ngalor-ngidul kami berhenti juga karena Kak Galih sudah datang. Satu jam cukup untuk kami menerima wejangan-wejangan nya Kak Galih tentang dunia bisnis. Sekitar satu jam itu kami mendengar dan berkonsultasi dengan Kak Galih yang merupakan “Mentor” kami, tentang bisnis yang kami bertiga akan jalani. Dan setelah “mentoring” selesai, kami pun pulang ke rumah masing-masing.

Di perjalanan pulang melewati pangkalan ojek, tiba-tiba salah seorang tukang ojek bertanya “Ojek, Bu?”
Dalam hati aku bergumam “Ya ampun! Dipanggil Ibu! Udah keliatan seperti ibu-ibu kah aku!?!? Kenapa dipanggil ibu?”. Padahal style aku saat itu masih pake rok jeans dan tas ransel! Akhirnya saat itu aku jawab dengan gelengan kepala dan senyuman.

Lalu tujuan selanjutnya sebelum pulang ke rumah adalah Indomaret. Nah pada saat masuk Indomaret, pelayan Indomaret nya berkata “Selamat Malam, Bu! Ada yang bisa dibantu?”. Lagi-lagi aku kesal dan bergumam dalam hati “Wew! Dipanggil ibu lagi? 2 kali hari ini aku dipanggil ibu!”. Sambil melirik curi-curi melihat ke arah cermin yang ada di sana untuk memastikan apakah aku sudah benar-benar kelihatan seperti ibu-ibu! Setua itu kah? Hehehe… ^^v

Setelah dari Indomaret, Selama perjalanan pulang menuju rumah, masih saja aku kepikiran tentang hal itu. Ternyata aku sudah tidak muda lagi dan mungkin harus sudah mau menerima jika ada yang memanggilku dengan sebutan “Ibu”. Heuheu.. benar ternyata, Menjadi Dewasa maupun berjiwa muda itu adalah pilihan. Tetapi Menjadi Tua itu adalah Pasti! ^^v


Bandung, 31 Mei 2010
11:43 pm
-Cegi yang sedang kena syndrome waswas menuju umur 24 tahun!-