Kamis, 28 Oktober 2010

Curhatan ujian CPNS BPOM (Dari Mba Ichi - FA'04)


Dapet message via inbox facebook dari mba Ichi FA'04 yang udah bekerja di BPOM RI. Beliau memeberikan catatan dan curhatannya ketika mengikuti tes CPNS BPOM RI 2009. Semoga bermanfaat.. SEMANGADH buat teman-teman yang mau tes CPNS BPOM RI 2010! Ayo berjuang sama-sama.. 1 November 2010.

. . .

Sebaiknya nyampe tempat ujian sekitar 1,5 jam sebelum mulai. karena crowded banget pastinya!

Kl tahun 2009, ujiannya di gedung Rindam/Satata Sariksa, Jl. Gudang Utara no.9A.
angkot ko, tapi aku lupa angkot apa, naiknya dari sebelah BIP.

Ujian ada 2 sesi, sesi I : 08.00-10.15 (Tes kemampuan dasar/TKD, 100 soal), sesi II : 10.30-12.45 (Tes kematangan bidang/TKB, 100 soal).
Jangan lupa bawa minum n snack ya, hehehe…bisi laper.Pake LJK, tata cara ngejawab soal kaya SPMB (kaya 123 benar, sebab akibat dll), semua pilihan ganda. Ini sedikit tema soal yang masih kuingat , tapi belum tentu keluar lagi lho, sekedar ngasi gambaran aja buat temen2.

TKD :
a. Pancasila/PPKN dan sejarah : ngomongin tentang pancasila sebagai dasar Negara, falsafah Negara dan sejenisnyalah…UUD 1945, kenapa diamandemen? Pernyataan tentang hak asasi manusia di UUD 45 ada di pasal berapa?, Tugas MPR? Kelebihan koperasi dibanding badan usaha lain?Operasi pasar terbuka-moneter?Jumlah lembaga tinggi negara?Kenapa menteri bertanggung jawab kepada presiden?Alasan pembubaran konstituante?Hasil sumpah pemuda?Alasan kenapa Soeharto diganti dg BJ Habiebie?Dll…(udah lupa)

b. Penalaran logisc. Penalaran analitis( b & c soalnya relatif mudah dan sedikit, seperti silogisme, padanan kata, pokoknya gitu2lah)

d. Sinonim (mudah ko, kecuali “komitmen” ga ada jawaban yg pas menurutku)

e. Antonim: aktual, promosi (apakah lawannya demosi? Gtw deh), tangguh

f. Padanan kata : scenario-film, gambar- pena (yg lainnya mudah)

g. Hitungan matematika : hitungan simple, luas segitiga, keliling persegi, panjang rusuk kubus

h. Deret angka : Cuma 3 soal (biasanya ada angka yg selang seling, misal kurangi,bagi, kurangi, bagi dst.)

i. Kematangan sikap : kaya diminta pendapat aja tentang suatu kondisi/peristiwa (sesuai moral aja)


TKB:
a. Soal tentang BPOM dll (pengetahuan umum) : visi misi BPOM, Unit Pelaksana Teknis yg ada di BPOM (Balai dan Balai besar, ditanyain nama2 beberapa balai/balai besar, ga semua ibukota ada balainya, mana yg balai n mana yg balai besar kl bisa kita tau itu), Balai POM ada di prov. mana aja? Siapa yg ngeluarin CPOB?

b. AFTA itu apa?

c. FCTC apa?

d. Pengawetan susu bubuk gimana caranya?

e. Tahapan dlm bidang hukum, yaitu setelah gelar kasus abis itu apa?

f. Metode ilmiah setelah pengumpulan data apa? (MOHEK=Masalah-Observasi-Hipotesis-Eksperimen-Kesimpulan, ini yg diajarin jaman aku SMA, mungkin pengumpulan data=observasi, tapi terserah aja menurut temen2).

g. C3H6N6 ini rumus molekul apa?

h. Kenapa vitamin K ga boleh ditambahin ke susu? (dl bu Ima pernah cerita alesannya)

i. Kenapa kantong kresek ga blh dipake?

j. Tentang enzim

k. Tentang sumber energi bagi tubuh

l. Hormon yg berperan saat ovulasi (esterogen dkk)

m. Parasetamol toksik tdh organ apa? (hepatoksik)

n. Tumbuhan bagus ga didlm ruangan kl malem hari? (ga bgs, krn sebenarnya dia pas mlm hari jg nyerap oksigen)

o. Apa akibat melamin bagi anak2?

p. Dll…(lupa)

q. Oya, kemarenan kan heboh tentan nipagin, mungkin bisa aja keluar tentang itu, misalnya rumus kimianya/nama kimianya/toksisitasnya/ADI nya…dst.

Soal B. Inggris (40 soal)----sepertinya ga tll sulit, lbh sulit tes toefl, hehehe…

oya, dl ditanyain jg kepanjangan SISPOM =sistem pengawasan obat dan makanan, share ke tmn2 ya..jzklh

SELAMAT UJIAN, SEMOGA MAKIN BANYAK ALUMNI YG DIBIROKRASI
Walau bukan lingkungan yg ideal seideal kampus tapi asal bisa jadi diri sendiri dan idealismenya tetep hidup mungkin akan memberi udara segar. Mohon maaf sebesar-besarnya bila aku punya salah ke temen2, dan terima kasih atas segala pengalaman dan pengetahuan yg aku terima selama berintraksi dengan temen2 semua.

Best regards,

Ichi FA04 (10704034)


P.S. Kalo ada yang ga ke-tag, maaf pisan. Bingung siapa lagi yang ikutan CPNS BPOM soalnya. heheehe.. Tolong bantu sebar aja yaaa. Masih ada waktu belajar sebelum tanggal 1 November! SMANGADH semuanya!!! ^^v

Selasa, 26 Oktober 2010

Obat itu BUKAN Permen!

Hanya besarnya dosis yang menjadikan suatu zat bukan racun” [Teori Paracelcus]
. . .
Jika membaca kalimat yang berasal dari Teori Paracelcus ini, saya jadi teringat kembali kuliah Toksikologi ketika masih menjadi mahasiswa S1 Farmasi dulu. Mata kuliah ini mempelajari efek-efek merugikan (toksik) dari zat-zat termasuk obat. Karena praktis setiap zat (juga setiap obat) yang diberikan dalam dosis berlebihan dapat menunjukkan efek toksik. 

Pada saat saya masih di bangku kuliah, saya ingat dosen saya pernah berkata bahwa semua yang ada di dunia ini adalah racun. Hanya dosis/kadar penggunaan yang tepat lah yang membuatnya menjadi bermanfaat. Hehehe… sebenernya itu filosofi hidup bahwa dalam hidup ini janganlah berlebih-lebihan! 

Berdasarkan yang saya lihat dan ketahui, dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang (lebih spesifik hal ini dimaksudkan kepada masyarakat di Indonesia, pen) yang masih belum mengerti mengenai obat itu seperti apa sebenarnya. Banyak dari mereka yang mengkonsumsi obat itu dengan seenaknya dan tanpa aturan tanpa melihat ada efek toksik yang mungkin terjadi apabila penggunaannya tidak tepat. Dan perlu diingat, sesungguhnya tidak ada obat yang tidak memiliki efek samping!

Ada kejadian yang baru-baru ini saya alami. Pekan lalu, saya bersama tim medis dari KORSA (Korps Relawan Salman) ITB pergi ke salah satu daerah pengungsian bencana longsor di Garut. Tepatnya di kecamatan Samarang, Kab. Garut. Kami ke sana dalam rangka akan mengadakan kegiatan Pengobatan Gratis di daerah pengungsian bencana. Seperti biasa, kegiatan pengobatan gratis ini selalu dilakukan di daerah-daerah yang memang membutuhkan bantuan kesehatan. Biasanya di daerah yang berada di pelosok/pedalaman.


Pada saat kegiatan pengobatan gratis tersebut berlangsung, tim medis yang turun dibagi menjadi 2 kelompok. Kebetulan saya ikut di tim medis pertama, sedangkan tim medis kedua harus berjalan lagi sekitar 1 km untuk mencapai daerah yang dituju. Tim medis di daerah pertama ini terdiri dari 3 orang dokter (KOASS) dan 1 orang farmasi (mahasiswa apoteker-saya, pen). Sebagai seorang yang bergerak di bidang kefarmasian, saya merasa tanggung jawab yang diemban saya saat itu sangat besar. Karena hanya seorang diri dan menjadi partner 3 dokter sekaligus di waktu yang bersamaan dengan pasien yang jumlahnya banyak saat itu. Jumlah resep yang harus dikaji jumlahnya banyak karena pasiennya pun banyak, jumlah obat yang harus disiapkan pun banyak, belum lagi informasi obat yang harus disampaikan kepada pasien satu per satu agar pemakaian obatnya tepat dan bisa mendapat efek terapi yang diinginkan. 

Banyak hal yang saya dapat di bangku kuliah apoteker yang saya ingin coba aplikasikan saat itu, mengenai edukasi obat pada pasien, menerapkan pharmaceutical care, dan konseling obat. Tapi ternyata, semua itu tidak semudah teori kuliah di kelas, kawan. Banyak hambatan yang terjadi di sana. Budaya, bahasa, tingkat pendidikan, dll.

Obat itu bukan permen yang bisa dikasih seenaknya, dimakan seenaknya tanpa ada informasi/edukasi tentang pemakaiannya. Makan permen kebanyakan, paling banter juga sakit gigi. Tapi kalo obat dimakan kebanyakan atau waktu penggunaannya ga tepat bisa menyebabkan efek yang ga diinginkan, efek terapi tidak tercapai atau paling fatal ya bisa menyebabkan kematian. Salah ngasih permen ya ga masalah, toh kalo tetep dimakan ya ga apa2, masih enak2 aja. Tapi kalo salah ngasih obat, apa yang akan terjadi coba? Bakal terjadi ‘Medication Error’ yang efek terfatal nya juga bisa menyebabkan kematian. 


Nah itulah sebabnya seorang farmasis bertanggung jawab untuk memberikan terapi obat rasional dengan kriteria obat rasional 7T, 1W: Tepat obat, Tepat indikasi, Tepat penderita, Tepat dosis, Tepat rute pemberian, Tepat cara penyiapan, Tepat waktu, Waspada efek samping. Dan seorang farmasis pun berkewajiban untuk mengedukasi pasiennya untuk mengonsumsi obat secara tepat dan rasional. Jadi seorang farmasis itu tanggung jawabnya dunia akhirat lho! Hehehe… ^^v.

Obat bukan Permen! Karena makan obat tidak bisa semaunya seperti kita makan permen yang bisa sepuasnya dimakan. Karena obat ada dosisnya agar efek terapeutik (manfaat) nya bisa dirasakan. Karena obat bukan permen yang apabila dimakan terlau sedikit atau terlalu banyak tidak akan menimbulkan efek buruk yang sangat fatal (paling juga kalo kebanyakan makan permen bakal sakit gigi), tapi obat apabila dikonsumsi terlalu sedikit (kurang dosisnya) akan menyebabkan efek terapeutik tidak tercapai atau terjadi resistensi obat (untuk antibiotic) dan apabila terlalu banyak akan terjadi overdosis yang efek fatal terburuknya adalah KEMATIAN. Karena Obat bukan Permen! Berhati-hatilah dan Bijaklah dalam mengkonsumsi Obat!

. . .

Bandung, 16 Maret 2010
09:31 pm
@My Lovely Bedroom “KBS 11”

Sepenggal Kisah di TKT 2010


Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap satu tahun sekali ITB selalu menyelenggarakan acara Titian Karir Terpadu yang merupakan salah satu sarana penghubung antara industry dengan lulusan ITB. Ada banyak perusahaan berkelas nasional maupun internasional dalam event ini.

Biasanya Titian Karir Terpadu ITB ini diselenggarakan pada bulan Oktober setiap tahunnya. Berdekatan dengan Wisuda Pertama Lulusan ITB. Jadi saat itu adalah waktu yang tepat bagi perusahaan-perusahaan untuk mencari SDM baru karena banyak para wisudawan/ti yang baru lulus dan siap untuk bekerja.

Nah begitu juga Oktober tahun 2010 ini, Titian Karir Terpadu ITB kembali diselenggarakan di Sabuga ITB selama 3 hari. Ada puluhan perusahaan terkemuka di dalamnya dengan berbagai macam bidang usaha. Ada perusahaan BUMN, Swasta nasional, maupun Multi National Company (MNC). Mulai dari yang bergerak di bidang energy, telekomunikasi, farmasi, kosmetik, consumer goods, pangan, hingga perbankan, semuanya ada di sini.

Makanya tidaklah heran apabila event seperti ini banyak dikunjungi oleh ribuan para pencari kerja yang mengadu nasib dan keberuntungannya di sini. Apalagi event ini gratis dan terbuka untuk umum (tidak hanya untuk kalangan civitas akademik ITB saja).

Sama seperti mereka, kebanyakan teman saya juga setelah lulus apoteker oktober ini langsung berburu pekerjaan di berbagai kesempatan dan di berbagai tempat.

Lalu, bagaimana dengan saya? (Saya juga kebetulan baru saja lulus dari program studi profesi apoteker oktober tahun ini.)
Setidaknya, sejauh sampai saya membuat tulisan ini, saya juga sudah berburu kesempatan pekerjaan dengan melamar ke :
-         1 perusahaan swasta nasional (statusnya: masih menunggu, saat ini masih dalam proses seleksi penerimaan, sudah sampai seleksi tahap ke 4 dari 6 tahap seleksi keseluruhan)
-         1 instansi pemerintah di bidang kesehatan (statusnya: masih menunggu hasil pengumuman seleksi tes tertulisnya)
-         1 instansi pemerintah di bidang obat dan makanan (statusnya: masih menunggu pengumuman hasil seleksi berkas)
-         1 perusahaan BUMN di bidang obat dan health service (statusnya: masih menunggu pengumuman hasil seleksi berkas)

Dibandingkan saya, teman-teman saya lebih rajin dan lebih banyak berusaha dan berburu pekerjaan.  Ketika teman-teman saya selalu memasukkan lamaran pekerjaan pada setiap kesempatan (lowongan kerja yang dibuka), saya hanya memasukkan lamaran hanya pada perusahaan/instansi yang saya mau dan di bidang yang sesuai dengan minat saya. Ketika dalam seminggu, teman-teman saya bisa menjalani proses interview/seleksi hingga 3-4 perusahaan, saya hanya menikmati satu per satu proses seleksi perusahaan/instansi per minggu bahkan per 2 minggu nya. Hehehe… Sebelum saya melamar pekerjaan di suatu instansi/perusahaan tertentu, entah kenapa saya selalu memilah-milah mana pekerjaan yang kira-kira saya merasa sreg dan memberi saya ketenangan hati dalam menjalaninya.

Seperti halnya pada acara Titian Karir Terpadu ini, banyak teman saya yang langsung melamar sana-sini perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam event kali ini. Mulai dari perusahaan nasional hingga multi nasional, perusahaan yang bergerak sesuai bidang ilmu yang dipelajari mereka ketika kuliah hingga perusahaan yang tidak sesuai dengan jalur keilmuan mereka, misalnya Bank. Disebut tidak sesuai dengan jalur keilmuan mereka karena pada saat kuliah mereka belajar tentang ilmu sains dan teknologi farmasi, sedangkan bank bergerak di bidang ekonomi dan perbankan.

Sampai akhirnya banyak teman saya yang bertanya, “Ceg, nge-apply apa aja di Titian Karir ITB?”. Dan setiap kali teman saya melontarkan pertanyaan itu, saya hanya bisa menjawab, “Ga ada. Saya belum nge-apply perusahaan apa-apa di Titian Karir kali ini”.

Entahlah apa yang dipikirkan teman-teman saya saat itu. Bagaimana mungkin saya melewatkan salah satu kesempatan besar di jobfair kali ini. Padahal ada banyak Multi National Company yang berhubungan dengan keilmuan farmasi, seperti Danone, Unilever, L’oreal, Johnson & Johnson. Bahkan tak sedikit teman-teman saya dan juga para pengunjung Jobfair lainnya yang rela berlama-lama dan panjang mengantri untuk melamar pekerjaan di Bank-bank konvensional ternama di Indonesia. Tapi entah kenapa, melihat perusahaan-perusahaan itu, saya masih belum menemukan ketertarikan, ke-sreg-an, dan ketenangan hati untuk melamarnya.

Di hari ke-2 Jobfair berlangsung, saya sempat sms-an dengan sahabat saya yang bernama “JarWo” yang merupakan sobat seperjuangan saya sejak kuliah S1 Farmasi hingga pas kuliah apoteker pun lulus bareng. Di sms itu JarWo bertanya, “Ceth, dah ke TKT? Apply mana?”. Lalu saya pun menjawab, “Udah, Wo. Ga apply apa-apa, Wo. Kamu?”. Lalu JarWo menjawab, “Di Novell, Ceth. Untuk posisi Product Executive (PE)”. Lalu saya iseng bertanya lagi pada JarWo, “Hoo, gitu ya. Eh kamu ga apply Danone, Wo?”. Kemudian JarWo menjawab lagi pertanyaan saya, “Ga ah, Ceth! Danone, L’oreal, Johnson & Johnson, P&G, aku emoh. Mereka semua supporter Zionist!”. Kemudian aku balas lagi sms JarWo saat itu, “Hahahaha, alasannya sama kaya aku, Wo! Aku juga emoh apply ke mereka mah, para stakeholder Zionist yahudi. Bank konvensional juga aku emoh karena hukumnya dalam islam mengenai batasan riba, halal dan haramnya masih belum jelas. Makanya akhirnya aku ga pilih apa-apa deh di Jobfair ini. Hehehe..”

Ya begitulah alasan kenapa saya masih belum sreg dan mendapatkan ketenangan hati ketika datang ke Jobfair dan melihat begitu banyak peluang kerja di Multi National Company dan Bank-bank konvensional ternama.

It’s not only about a job. It’s not only about money. It’s about my passion, my heart, and my soul. It’s about “Mardhatillah” (Keridhaan Allah).

Di setiap doa saya, saya selalu meminta kepada Allah SWT agar saya dikaruniai pekerjaan yang diridhai Allah, rejeki yang halal, yang membawa keselamatan saya dunia akhirat, dan yang memberi kemaslahatan/manfaat tidak hanya bagi saya tetapi juga bagi agama, umat, dan keluarga.

Yups, saya hanya ingin ketenangan hati, ketenangan jiwa dalam bekerja dan memperoleh rejeki. Karena rejeki ini akan saya gunakan untuk menghidupi diri sendiri dan orang lain. Jadi rejekinya harus halal dan barokah. Yang penting mah Allah ridha. Hehehe, No matter what the people say about me or think about me, I don’t care!
I just do my best for My God “Allah SWT”, for the people, and for my lovely family.
. . .
Bandung, 16 Oktober 2010
08:03 pm
@KBS11