Kamis, 15 Juli 2010

Bertanya Pada Seorang Apoteker! (1)

Jika anak Anda sakit dan kemudian Anda membawanya berobat, mungkin Anda telah membekali diri Anda dengan segudang pertanyaan yang akan ditanyakan kepada dokter anak Anda. Namun, pernahkah Anda bertanya kepada petugas apoteker yang memberikan obat ke Anda???

Kebanyakan orang tua akan menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban "kadang-kadang" atau bahkan "tidak pernah". Perlu Anda ketahui bahwa seorang apoteker telah dididik untuk dapat memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan obat yang mereka berikan. Bahkan di luar negeri, seorang apoteker memiliki ruangan khusus yang dipakai untuk berkonsultasi dengan orang-orang yang memerlukan informasi tentang obat.

Kenapa saya harus bertanya kepada apoteker?

Seorang apoteker memang tidak dapat mendiagnosis suatu penyakit, namun mereka dapat menjawab banyak pertanyaan mengenai obat-obatan, termasuk efek sampingnya. Seorang apoteker bahkan dituntut agar terus meng-update ilmunya.

Bagaimana saya memulai bertanya kepada apoteker?

Beberapa apoteker memiliki ruangan tersendiri yang dipakai khusus untuk berkonsultasi dengan orang-orang yang membutuhkan informasi. Ada juga apoteker yang bersedia berkonsultasi via telepon. Dan jika Anda mau, mereka dapat menyediakan banyak literatur mengenai obat yang ingin Anda ketahui informasinya.

Tidak pernah ada kata terlambat untuk bertany kepada apoteker. Anda dapat berkonsultasi dengan mereka kapan saja karena hal itu memang sudah menjadi tugas mereka.


Pertanyaan apa yang harus saya tanyakan?

Pertanyaan paling sering yang perlu ditanyakan adalah tentang reaksi alergi obat. Namun sebelum bertanya, Anda harus memberitahukan kepada si apoteker gejala alergi apa yang terjadi pada anak Anda dan obat-obat apa saja yang sedang dikonsumsi. Hal ini akan

membuat si apoteker tahu apakah ada kemungkinan interaksi obat yang mungkin membahayakan anak Anda.

Ketika Anda sudah menerima obat dari apotek, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum meninggalkan apotek. Pertama, baca aturan pakainya. Pastikan bahwa Anda sudah memahami bagaimana cara pemberian obat tersebut ke anak Anda. Walaupun Anda pernah memakai obat tersebut, pastikan bahwa obat yang baru Anda beli tersebut sama dengan obat yang sebelumnya Anda pakai, dalam hal ukuran, warna, dan bentuk. Jika ada yang tidak sama, jangan sungkan untuk bertanya.

Ada beberapa pertanyaan yang perlu ditanyakan kepada apoteker, yaitu:

  1. Apakah obat tersebut memerlukan tempat penyimpanan khusus (contohnya harus disimpan di dalam lemari pendingin)?
  2. Berapa kali sehari obat tersebut harus dikonsumsi? Apakah harus diberikan sesudah makan? Atau sebelum makan?
  3. Apakah ada pantangan makan jika sedang meminum obat tersebut (contohnya susu)?
  4. Apakah ada efek samping yang perlu diwaspadai? Apa yang harus saya lakukan jika terjadi efek samping tersebut?
  5. Apakah anak saya harus melakukan atau menghindari hal-hal tertentu selama mengkonsumsi obat (contohnya menghindari sinar matahari)?
  6. Apa yang harus saya lakukan jika anak saya lupa mengkonsumsi obat tersebut?
  7. Apakah boleh obat tersebut dihaluskan/ditumbuk dan dicampurkan dengan makanan/minuman?
  8. Apakah obat tersebut dapat berinteraksi dengan obat lain yang sedang dikonsumsi anak saya?

Hal Umum yang Sering Terjadi dalam Pengobatan Anak

Beberapa orang tua mungkin lupa untuk menghabiskan obat yang diresepkan bagi anaknya. Jika obat yang diberikan adalah obat untuk sekedar meredakan gejala (contohnya analgetik/penghilang nyeri), maka obat tersebut tidak perlu dihabiskan. Namun jika obat yang diberikan adalah antibiotik, maka obat tersebut harus dikonsumsi sesuai dengan jumlah hari yang dianjurkan oleh dokter agar obat tersebut efektif.

Buang obat-obat dari resep lama!!! Jika anak Anda tidak menghabiskan obat yang diberikan, maka jangan pernah menyimpan obat tersebut untuk persediaan karena rata-rata obat menjadi berkurang potensinya setelah lebuh dari 1 tahun. Jangan gunakan obat yang sudah kadaluarsa. Dan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter Anda terlebih dahulu sebelum memberikan obat-obatan dari resep yang lama.

Hal lain yang sering menjadi masalah adalah pemberian obat yang sama kepada anak yang lain (contohnya obat adik juga diberikan kepada kakaknya). Dokter dan apoteker menganjurkan agar jangan pernah mengkonsumsi obat yang diresepkan untuk orang lain, walaupun keluhan dan gejala penyakitnya sama.

Tips dari Apoteker

  1. Jangan menyimpan obat di tempat yang lembab (contohnya di kotak obat yang berada dalam kamar mandi). Kelembaban akan menurunkan potensi obat.
  2. Simpan obat di tempat yang tidak terjangkau anak-anak
  3. Jangan membuang bungkus/kotak obat agar Anda tetap dapat melihat tanggal kadaluarsa dan instruksi cara pemakaian obatnya.
  4. Buang obat-obatan yang sudah kadaluarsa (untuk yang berbentuk pil/tablet biasanya 1 tahun, sedangkan untuk yang berbentuk cair biasanya lebih pendek usianya) atau obat-obatan yang dianjurkan dokter Anda untuk tidak dikonsumsi lagi.
  5. Walaupun obat-obatan sirup biasanya memiliki rasa yang menarik bagi anak-anak, namun mungkin sebagian rasa tersebut ada yang tidak disukai oleh anak Anda. Beberapa obat boleh dicampur dengan cokelat atau sirup maple supaya anak Anda mau meminumnya. Coba tanyakan apoteker Anda, obat mana saja yang boleh dicampur seperti itu. Tidak dianjurkan menaruh obat dalam botol susu bayi, karena jika bayinya sudah keburu kenyang maka tidak semua obatnya habis diminum.
  6. Ketika memberikan obat cair, lebih dianjurkan menggunakan tabung suntikan/spuit/syringe (dibandingkan dengan penggunaan sendok) karena tabung ini telah memiliki skala dengan ukuran yang lebih tepat. Anda dapat membeli tabung suntik di apotek terdekat.
  7. Jika anak Anda mengkonsumsi obat yang salah, segera hubungi apoteker atau dokter Anda, dan ikuti petunjuk mereka.
  8. Jika ada obat yang harus disimpan dalam keadaaan beku, pastikan Anda tetap menjaga suhunya. Jika Anda ingin membawanya dalam perjalanan, sebaiknya menggunakan freezer pack (tas berpendingin). Jangan pernah menyimpan 2 obat berbeda dalam wadah yang sama.

Bagaimana Cara Memilih Apoteker?

Sangat dianjurkan agar Anda tidak berpindah apoteker agar apoteker Anda tersebut mengetahui riwayat pengobatan keluarga Anda. Seorang apoteker terasa amat penting jika Anda dapat memastikan bahwa anak Anda mendapatkan obat yang tepat.

Jika Anda berpindah tempat tinggal, ada baiknya Anda memilih jaringan apotek yang sama dengan apotek Anda yang lama (jika ada), agar data-data Anda dapat diakses oleh apotek yang baru. Atau Anda dapat meminta salinan riwayat pengobatan keluarga Anda dari apoteker yang lama, untuk diserahkan ke apoteker yang baru

Sumber : Kuliah PKPA di Apotek Kimia Farma Braga, Bandung.

. . .