Selasa, 28 Desember 2010
Tercekat atau Panik?
Senin, 06 Desember 2010
My Friend Said (3)
Malam ini mendapat sms dari seorang sahabat:
“Biarlah ALLAH yang menyemangati kita, sehingga tanpa sadar setiap peristiwa menjadi teguran kesalahan bagi kita. Cukuplah ALLAH yang memelihara ketekunan kita, karena perhatian manusia terkadang menghanyutkan keikhlasan. Semoga ALLAH menjadikan kita pribadi yang bermakna, pribadi yang saat berbaur ia mampu menyemangati yang lain dan saat sendiri ia mampu menguatkan dirinya sendiri.”
. . .
Bandung, 25 November 2010
08:46 pm
@KBS11
My Friend Said (2)
My Friend Said
NOT TO BE BUT TO GET !!!
For Someone I Love *)
. . .
For Someone I Love *)
It’s not talking about
beautiful or not,
handsome or not,
wealthy or not,
having high position or not,
or whatever else!
I’m proud of you, No matter what you are or who you are…
For me, you are perfect!
I love the way you are
And I love you because I want to…
. . .
Bandung, Sept 3rd .2009
@My Lovely Bedroom
At the middle of the night
. . .
*) P.S. For Someone I Love whom I’ve not already met yet. Hehehe.. ;p
BE A REAL WOMAN . . .
Kamis, 25 November 2010
Beranjak Pergi
I B U K O T A
Senin, 22 November 2010
KUTIPAN - Dari Novel Refrain
Kamis, 28 Oktober 2010
Curhatan ujian CPNS BPOM (Dari Mba Ichi - FA'04)
Dapet message via inbox facebook dari mba Ichi FA'04 yang udah bekerja di BPOM RI. Beliau memeberikan catatan dan curhatannya ketika mengikuti tes CPNS BPOM RI 2009. Semoga bermanfaat.. SEMANGADH buat teman-teman yang mau tes CPNS BPOM RI 2010! Ayo berjuang sama-sama.. 1 November 2010.
. . .
Sebaiknya nyampe tempat ujian sekitar 1,5 jam sebelum mulai. karena crowded banget pastinya!
Kl tahun 2009, ujiannya di gedung Rindam/Satata Sariksa, Jl. Gudang Utara no.9A.
angkot ko, tapi aku lupa angkot apa, naiknya dari sebelah BIP.
Ujian ada 2 sesi, sesi I : 08.00-10.15 (Tes kemampuan dasar/TKD, 100 soal), sesi II : 10.30-12.45 (Tes kematangan bidang/TKB, 100 soal).
Jangan lupa bawa minum n snack ya, hehehe…bisi laper.Pake LJK, tata cara ngejawab soal kaya SPMB (kaya 123 benar, sebab akibat dll), semua pilihan ganda. Ini sedikit tema soal yang masih kuingat , tapi belum tentu keluar lagi lho, sekedar ngasi gambaran aja buat temen2.
TKD :
a. Pancasila/PPKN dan sejarah : ngomongin tentang pancasila sebagai dasar Negara, falsafah Negara dan sejenisnyalah…UUD 1945, kenapa diamandemen? Pernyataan tentang hak asasi manusia di UUD 45 ada di pasal berapa?, Tugas MPR? Kelebihan koperasi dibanding badan usaha lain?Operasi pasar terbuka-moneter?Jumlah lembaga tinggi negara?Kenapa menteri bertanggung jawab kepada presiden?Alasan pembubaran konstituante?Hasil sumpah pemuda?Alasan kenapa Soeharto diganti dg BJ Habiebie?Dll…(udah lupa)
b. Penalaran logisc. Penalaran analitis( b & c soalnya relatif mudah dan sedikit, seperti silogisme, padanan kata, pokoknya gitu2lah)
d. Sinonim (mudah ko, kecuali “komitmen” ga ada jawaban yg pas menurutku)
e. Antonim: aktual, promosi (apakah lawannya demosi? Gtw deh), tangguh
f. Padanan kata : scenario-film, gambar- pena (yg lainnya mudah)
g. Hitungan matematika : hitungan simple, luas segitiga, keliling persegi, panjang rusuk kubus
h. Deret angka : Cuma 3 soal (biasanya ada angka yg selang seling, misal kurangi,bagi, kurangi, bagi dst.)
i. Kematangan sikap : kaya diminta pendapat aja tentang suatu kondisi/peristiwa (sesuai moral aja)
TKB:
a. Soal tentang BPOM dll (pengetahuan umum) : visi misi BPOM, Unit Pelaksana Teknis yg ada di BPOM (Balai dan Balai besar, ditanyain nama2 beberapa balai/balai besar, ga semua ibukota ada balainya, mana yg balai n mana yg balai besar kl bisa kita tau itu), Balai POM ada di prov. mana aja? Siapa yg ngeluarin CPOB?
b. AFTA itu apa?
c. FCTC apa?
d. Pengawetan susu bubuk gimana caranya?
e. Tahapan dlm bidang hukum, yaitu setelah gelar kasus abis itu apa?
f. Metode ilmiah setelah pengumpulan data apa? (MOHEK=Masalah-Observasi-Hipotesis-Eksperimen-Kesimpulan, ini yg diajarin jaman aku SMA, mungkin pengumpulan data=observasi, tapi terserah aja menurut temen2).
g. C3H6N6 ini rumus molekul apa?
h. Kenapa vitamin K ga boleh ditambahin ke susu? (dl bu Ima pernah cerita alesannya)
i. Kenapa kantong kresek ga blh dipake?
j. Tentang enzim
k. Tentang sumber energi bagi tubuh
l. Hormon yg berperan saat ovulasi (esterogen dkk)
m. Parasetamol toksik tdh organ apa? (hepatoksik)
n. Tumbuhan bagus ga didlm ruangan kl malem hari? (ga bgs, krn sebenarnya dia pas mlm hari jg nyerap oksigen)
o. Apa akibat melamin bagi anak2?
p. Dll…(lupa)
q. Oya, kemarenan kan heboh tentan nipagin, mungkin bisa aja keluar tentang itu, misalnya rumus kimianya/nama kimianya/toksisitasnya/ADI nya…dst.
Soal B. Inggris (40 soal)----sepertinya ga tll sulit, lbh sulit tes toefl, hehehe…
oya, dl ditanyain jg kepanjangan SISPOM =sistem pengawasan obat dan makanan, share ke tmn2 ya..jzklh
SELAMAT UJIAN, SEMOGA MAKIN BANYAK ALUMNI YG DIBIROKRASI
Walau bukan lingkungan yg ideal seideal kampus tapi asal bisa jadi diri sendiri dan idealismenya tetep hidup mungkin akan memberi udara segar. Mohon maaf sebesar-besarnya bila aku punya salah ke temen2, dan terima kasih atas segala pengalaman dan pengetahuan yg aku terima selama berintraksi dengan temen2 semua.
Best regards,
Ichi FA04 (10704034)
P.S. Kalo ada yang ga ke-tag, maaf pisan. Bingung siapa lagi yang ikutan CPNS BPOM soalnya. heheehe.. Tolong bantu sebar aja yaaa. Masih ada waktu belajar sebelum tanggal 1 November! SMANGADH semuanya!!! ^^v
Selasa, 26 Oktober 2010
Obat itu BUKAN Permen!
Pada saat kegiatan pengobatan gratis tersebut berlangsung, tim medis yang turun dibagi menjadi 2 kelompok. Kebetulan saya ikut di tim medis pertama, sedangkan tim medis kedua harus berjalan lagi sekitar 1 km untuk mencapai daerah yang dituju. Tim medis di daerah pertama ini terdiri dari 3 orang dokter (KOASS) dan 1 orang farmasi (mahasiswa apoteker-saya, pen). Sebagai seorang yang bergerak di bidang kefarmasian, saya merasa tanggung jawab yang diemban saya saat itu sangat besar. Karena hanya seorang diri dan menjadi partner 3 dokter sekaligus di waktu yang bersamaan dengan pasien yang jumlahnya banyak saat itu. Jumlah resep yang harus dikaji jumlahnya banyak karena pasiennya pun banyak, jumlah obat yang harus disiapkan pun banyak, belum lagi informasi obat yang harus disampaikan kepada pasien satu per satu agar pemakaian obatnya tepat dan bisa mendapat efek terapi yang diinginkan.
Sepenggal Kisah di TKT 2010
Rabu, 29 September 2010
Sudah Gagal Kawin, Jadi Korban Salah Tangkap Pula!
Ada yang tahu Pasukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror? Pasti pada tahu lah ya! Wong akhir-akhir ini pamornya meningkat seiring semakin banyaknya teroris-teroris yang ditangkap (baik yang salah tangkap maupun yang benar tangkap! Hehehe… ^^v) oleh tim Densus 88 ini. Pamor tim Densus 88 sama tenarnya dengan KPK yang sudah banyak juga menangani kasus korupsi dan menguak aksi para koruptor.
Nah, pagi tadi saat membaca Koran TEMPO, ada artikel berita yang membuat saya tergelitik (campur aduk, prihatin, mau ketawa tapi kasian!). Ada-ada saja ulah tim Densus 88 ini, sampai-sampai efek perbuatannya merugikan orang lain. Ckckck.. Heuheu.. Beginilah nasib ‘Wong Cilik’ di negeriku yang lucu ini!
. . .
Sudah Gagal Kawin, Jadi Korban Salah Tangkap Pula
Apes betul nasib Wahono alias Bawor, warga Jalan Durian II, Jalan Imam Bonjol, Bandar Lampung. Ia ditangkap Pasukan Detasemen Khusus 88 Antiteror pada Sabtu malam dua pekan lalu. Selanjutnya, Ahad lalu, lajang 30 tahun itu dinyatakan sebagai korban salah tangkap oleh polisi dalam kasus perampokan Bank CIMB Niaga Medan pada pertengahan Agustus lalu.
Sementara itu, pada Ahad itu pula, Siti Aliyanti, calon istri yang tak jadi dinikahi Wahono lantaran ia ditangkap polisi, tengah merayakan resepsi pernikahan dengan Teguh Subagyo, yang tak lain adalah adik tiri Wahono. Sebelumnya rapat keluarga memutuskan agar Teguh menggantikan Wahono sebagai pasangan hidup Siti Aliyanti dalam pernikahan yang digelar pada Rabu (22 September) lalu. “Itu jalan terbaik, dan kami telah sepakat,” kata Suparjo, orang tua Siti Aliyanti, kala itu.
“Harga diri kami hancur lebur. Sedih dan malu dengan kasus yang menimpa anak saya,” kata Nariyah, Ibu Wahono, kemarin, setelah tahu Wahono dibebaskan polisi karena salah tangkap. Kini keluarga Wahono dan Siti Aliyanti sama-sama dilanda kebingungan. Mereka tak mengerti apa yang harus dilakukan jika pria yang sehari-hari bekerja di bengkel sepeda motor itu benar-benar sudah sampai di rumah. “Tidak tahulah, Mas,” kata Nariyah sambil menyeka air mata.
Persoalan tambah ribet, lantaran polisi tak mau memulangkan Wahono ke Lampung, dan justru meminta pihak keluarga menjemputnya ke Jakarta. Persoalannya, Nariyah tak punya duit untuk ke Ibu Kota. “Polisi minta kami menjemput ke Jakarta, sedangkan kami kesulitan dana untuk menjemput,” kata wanita 50 tahun itu.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) menyatakan keprihatinannya atas nasib yang menimpa Wahono. Mereka yakin kasus tersebut akan berdampak pada pola kehidupan keluarga Wahono. Mereka yakin kasus tersebut akan berdampak pada pola kehidupan keluarga Wahono di masa mendatang. “Sungguh, kasus salah tangkap ini sangat tragis,” kata Haris Azhar, Koordinator Kontras, “Sudah saatnya POLRI mengevaluasi kinerja Densus 88. Banyak sudah korban salah tangkap atau mungkin salah tembak oleh pasukan khusus ini,” ia menambahkan.
Sumber : Koran TEMPO edisi Rabu, 29 September 2010
. . .
Bandung, 29 September 2010
08:30 pm
-Cegi yang masih berada di negeri yang lucu ini-
Kisah Pernikahan Ali Bin Thalib dan Fathimah Binti Rasulullah SAW (Oleh-oleh dari Resepsi Pernikahan Maman FA’04)
Ahad siang jam 11 setelah tes di kampus selesai dijalani, langsung lah saya meluncur ke salman. Niatnya cuma buat ngadem dan berharap kali aja ketemu temen-temen lama disana (melepas rindu bersama teman-teman lama, itu juga kalo ketemu. Hehehe). Ehh, ternyata di sana ga sengaja ketemu Ani BI’04 yang sudah rapi dengan setelan ke kondangan. Pas nanya mau kemana, ternyata Ani dan anak-anak Karisma ITB mau pada ke kondangannya Maman. Spontan lah saat itu saya bilang ikut nebeng ke mereka. Alhasil berangkat juga saya bersama-sama anak-anak Karisma ITB (dengan komposisi yang bukan anak Karisma Cuma saya sendiri. Hehehehe..), bareng sama Ani BI’04, Yanda MS’04, Bebe FI’04, Uroh Ekbang Unpad’05, dan Midi BIO UNPAD’06.
Setelah melalui perjalanan cukup panjang, sampailah kami di TKP di daeah Melong, Cijerah. Langsunglah kami meluncur untuk bertemu dan bersalaman dengan Maman “Sang Pengantin“ dan istrinya. Tampak pancaran bahagia dari muka kedua pengantin yang selalu tersenyum berseri-seri. Hehehe, ya iya lah, udah halal gitu lho! Ploooong...^^v.
Nah, dari pernikahannya Maman dan Eka itu, kami mendapat souvenir pernikahan yaitu sebuah buku saku yang berisi Kisah Pernikahan Ali Bin Thalib dan Fathimah Binti Rasulullah SAW. Dan kisah ini yang ingin saya share kepada teman-teman sebagai oleh-oleh dari acara pernikahannya Maman.
. . .
Ada rahasia terdalam di dalam hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun (bisa dikatakan Cinta Dalam Hati). Fathimah, karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang juga adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.
Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ‘Abdullah Sang Terpercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah berani ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaknya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallahu ‘Anhu. “Allah mengujiku rupanya“, begitu batin ‘Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ‘Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan Rasul-Nya tidak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ‘Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berdakwah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Mekkah yang masuk islam karena sentuhan Abu Bakr, ‘Utsman, ‘Abdurahman ibn ‘Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan anak-anak kurang pergaulan seperti ‘Ali.
Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr, Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ‘Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ‘Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
‘Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. ‘’Inilah perasaudaraan dan cinta’’, gumam ‘Ali.
“Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”
Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ‘Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar seorang lelaki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang mampu membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut.
‘Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebatilan itu juga datang melamar Fathimah. ‘Umar memang masuk islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ‘Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ‘Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ‘Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata.“Aku datang bersama Abu Bakr dan ‘Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ‘Umar..“
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ‘Umar melakukannya. ‘Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustrasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.
‘Umar telah berangat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah, “Wahai Quraisy“, katanya. “Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin istrinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ‘Umar di balik bukit ini!“. ‘Umar adalah lelaki pemberani. ‘Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulullah! Tidak. ‘Umar jauh lebih layak. Dan ‘Ali ridha.
Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.
Maka ‘Ali bngung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ‘Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ‘Utsman sang miiarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulullah? Yang seperti Abdul ‘Ash ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulullah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adzkah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ‘Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
“Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?“, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunannya. “Mengapa engka tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..“
“Aku?“, tanya ‘Ali tak yakin.
“Ya. Engkau wahai saudaraku !“
“Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?“
“Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu. “
‘Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan! Usianya telah berkepala dua sekarang.
“Engkau pemuda sejati wahai ‘Ali!“, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, “Ahlan wa sahlan!“. Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.
“Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?“
“Entahlah.. “
“Apa maksudmu?“
“Menurut kalian apakah ‘Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban?“
“Dasar tolol! Tolol!“, kata mereka, “Eh, maaf kawan. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!“
Dan ‘Ali pun menikahi fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.
Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ‘Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
‘Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali ‘Ali!“. Inilah jalan cinta para pejuang, Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menati. Seperti ‘Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah), Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda“.
‘Ali terkejut dan berkata, “Kalau begitu mengapa engkau mau menikah denganku? Dan siapakah pemuda itu?“
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah dirimu!“.
. . .
Kemudian Rasulullah SAW mendoakan keduanya:
“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak“.
[Kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab 4]
. . .
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih sendirian di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui“. (Q.S. An Nuur, 24: 32)
. . .
Maman & Eka
17 Syawal 1431 H
Cijerah
. . .
http://www.facebook.com/notes.php?id=1028835972¬es_tab=app_2347471856#!/note.php?note_id=432014761740