Selasa, 28 Desember 2010

Tercekat atau Panik?


Kalau ditanya berita apa yang paling menghebohkan masyarakat Indonesia di pekan-pekan ini?!?!? Jawabannya tentu saja, Tim Nasional (Timnas) Sepak Bola Indonesia.
Betapa tidak, setelah sekian lama gersang akan prestasi, kali ini Timnas Indonesia kembali mencuat dengan keberhasilannya menembus laga final Piala AFF 2010.
Kemenangan demi kemenangan yang diraih Timnas Indonesia sejak babak penyisihan grup hingga babak semifinal benar-benar membawa kebahagian dan kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia di seantero negeri bahkan yang sedang berada di penjuru dunia.

Setelah sebelumnya bangsa ini banyak dirundung masalah, banyak berita negatif yang melanda Indonesia yang dikabarkan di berbagai media massa. Bencana alam, kasus korupsi yang tak kunjung selesai, kasus pornografi yang merajalela, pertikaian politik yang tak pernah padam, kasus penyiksaan TKW dan penelantaran TKI di luar negeri, wacana pencabutan subsidi BBM, para anggota DPR yang sering bikin ulah dan tidak peka dengan kondisi negeri, RUU Daerah Istimewa Yogyakarta yang sempat bikin heboh, dan masih banyak lagi permasalahan di negeri ini yang belum terselesaikan. Sudah terlalu sering masyarakat Indonesia mengalami kenyataan pahit tentang negerinya sendiri.

Sampai pada akhirnya muncul lah berita tentang kemenangan Timnas Indonesia di laga Piala AFF 2010 membawa angin segar bagi bangsa Indonesia yang sudah enek dan muak dengan segala permasalahan negeri yang belum terselesaikan. Euforia sesaat ini memberi kebahagiaan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk berhenti sejenak melepas segala penat dari masalah yang tak kunjung selesai. Meluapkan kegembiraan dan kebanggaan yang sangat luar biasa, menyimpan harapan bahwa ternyata Bangsa Indonesia ini masih bisa mengukir prestasi di kancah internasional. Bahwa bangsa ini akan bangkit dari segala keterpurukannya.
. . .
Maka tak heran, ketika kemenangan demi kemenangan diraih Timnas Indonesia, menjadikan mereka pahlawan baru yang dielu-elukan dan diidolakan masyarakat Indonesia. Muncul berita tentang kemenangan Timnas Indonesia dimana-mana. Di media cetak maupun elektronik, Timnas Indonesia bak selebriti yang menjadi incaran panas para pencari berita.

Begitu banyak pujian, begitu besar dukungan, dan begitu banyak harapan yang dilontarkan untuk Timnas Indonesia. Karena bangsa ini menaruh harapan besar kepada mereka, menaruh harapan bahwa Timnas Indonesia akan memberi kabar bahagia lagi untuk bangsa ini. Bahwa Timnas Indonesia menjadi pelipur lara bagi masyarakat yang sedang terluka dengan kondisi negeri yang sedang penuh polemik.
. . .
Hingga tiba laga puncak Piala AFF 2010, Timnas Indonesia bisa melaju hingga babak final dengan lawannya yaitu negara tetangga “Malaysia”.
Dengan sistem pertandingan “home and away” alias laga kandang dan tandang, Timnas Indonesia harus menghadapi tim Malaysia di kandang lawan (di Bukit jalil, Malaysia) pada leg pertama dan di kandang sendiri (Gelora Bung Karno, Indonesia) pada leg kedua.

Sabtu, 26 Desember 2010 adalah dimana partai final leg pertama diselenggarakan di Bukit Jalil Malaysia. Setelah beberapa hari sebelumnya Timnas Indonesia disibukkan oleh berbagai kegiatan wawancara media, kunjungan undangan, istighosah, dll.

Ribuan tiket telah terjual dan bahkan ribuan masyarakat Indonesia rela bersusah payah untuk mendapatkan tiket pertandingan partai final Timnas Indonesia vs Malaysia ini. Dan bahkan tak sedikit masyarakat Indonesia yang ikut pergi ke Malaysia untuk memberi dukungan langsung kepada Timnas Indonesia pada laga final leg pertama ini. Luar biasa! Begitu besarnya respon, apresiasi, dan harapan bangsa ini terhadap Timnas Indonesia saat itu.

Tapi ternyata dalam pertandingan laga final leg pertama ini, Timnas Indonesia dikalahkan oleh malaysia dengan skor 3-0!

Ada apa dengan Timnas Indonesia saat itu?!?!?

Mereka bermain tidak sebaik seperti pertandingan sebelum-sebelumnya. Padahal ketika babak penyisihan grup, Malaysia sempat dikalahkan Timnas Indonesia dengan skor 5-1. Lantas, tapi mengapa di partai final leg pertama ini terjadi sebaliknya?

Bahkan ketika saya menonton pertandingan tersebut, saya melihat Timnas Indonesia begitu mudahnya diperdaya oleh tim lawan sehingga tim lawan dengan mudahnya memanfaatkan keuntungan untuk membuahkan 3 gol dengan memanfaatkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan para pemain Timnas Indonesia. Saya melihat saat itu Timnas Indonesia berada di bawah tekanan yang sangat besar dan kehilangan konsentrasinya ketika tim lawan sudah unggul dengan beberapa gol. Apa yang terjadi? Padahal di atas kertas, saat itu Timnas Indonesia lebih diunggulkan dan sedang berada di atas angin. Begitu besarnya dukungan masyarakat Indonesia, pengalaman yang pernah menang melawan tim Malaysia dengan skor telak dan kondisi tim yang sedang solid ternyata tidak menjamin Timnas Indonesia meraih kemenangan pada partai final leg pertama tersebut!

. . .

Kenapa mereka bermain tidak seluwes biasanya? Kenapa mereka terlihat tidak bisa melakukan apa-apa saat bertanding? Kenapa bisa? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang selalu melintas di benak saya kala itu.

Lalu saya teringat pada buku yang pernah saya baca. Sebuah buku karya Makcolm Gladwell yang berjudul “What the Dog Saw”. Dalam buku tersebut ada satu artikel yang berjudul tentang ‘Seni Kegagalan’.

Dalam artikel itu disebutkan bahwa manusia terkadang menyerah karena tekanan. Sebagai contoh yaitu pilot menabrakkan pesawat dan penyelam tenggelam. Di tengah kerasnya kompetisi, pemain bola basket tak bisa menemukan keranjang dan pemain golf tak bisa menemukan bola di atas pin. Ketika itu terjadi, kita bilang mereka panik atau, dalam bahasa olahraga, tercekat (choked).
Tapi apa arti kata-kata itu? Keduanya bersifat tak dikehendaki. Tercekat atau panik dianggap sama buruknya dengan berhenti bermain. Tapi apakah segala bentuk kegagalan itu sama? Dan bagaimanakah bentuk kegagalan menunjukkan seperti apa diri kita dan cara berpikir kita?
Kita hidup dalam zaman yang terobsesi dengan keberhasilan, yang mencatat berbagai cara orang-orang berbakat mengatasi tantangan dan rintangan. Tapi banyak juga yang bisa dipelajari dengan mencatat berbagai cara orang-orang berbakat terkadang gagal.

Ada yang disebut sebagai pembelajaran tersurat (explicit learning), yaitu pembelajaran yang berada di bawah alam kesadaran. Dan ada juga yang disebut sebagai pembelajaran tersirat (implicit learning) - pembelajaran yang terjadi di luar kesadaran. Pada saat terjadi pembelajaran tersurat, seseorang akan memikirkannya dengan sangat sengaja dan mekanis. Biasanya pada saat pertama kali orang belajar sesuatu dan belum mahir, orang tersebut akan Melakukan sesuatu secara berhati-hati dengan banyak pemikiran/pertimbangan dan mengikuti tepat sesuai aturan atau teori yang sudah dipelajari. Dan dilakukan di bawah kesadaran. Namun, ketika orang sudah semakin mahir, sistem pembelajaran tersirat akan mengambil alih. Orang itu akan semakin luwes dalam melakukan sesuatu yang sudah mahir. Tidak lagi berpikir lambat dalam memberi respon, tetapi sudah secara refleks dalam memberi respon. Dalam keadaan ini, naluri atau instuisi adalah yang berperan besar. Oleh karena itu, orang yang sudah mahir biasanya memiliki naluri atau instuisi yang tinggi. Dan bahkan ketika orang sudah mahir melakukan sesuatu, orang itu akan dengan mudah mengembangkan sesuatu tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Namun, dalam keadaan stress, keadaan tersurat kadang-kadang mengambil alih. Bahkan pada seseorang yang sudah mahir melakukan sesuatu, ketika sedang dalam keadaan stress bisa saja menjadi melakukan sesuatu itu seperti amatiran. Dan itulah yang disebut tercekat.

Panik adalah hal yang lain lagi. Pada saat panik, kita akan berhenti berpikir dan hanya punya naluri paling dasar. Stress menghapus ingatan jangka pendek. Orang yang berpengalaman cenderung tidak panik, karena ketika stress menghapus ingatan jangka pendek, mereka masih punya pengalaman yang bisa dimanfaatkan. Panik juga menyebabkan apa yang para ahli psikologi sebut sebgai penyempitan persepsi. Oleh karena itu orang panik jadi cenderung terfokus atau memperhatikan hanya satu hal.

Dalam pengertian itu, panik adalah kebalikan tercekat.  Tercekat terjadi karena berpikir terlalu banyakPanik terjadi karena berpikir terlalu sedikit. Tercekat adalah kehilangan naluri (instuisi). Panik adalah kembali ke naluri (instuisi). Boleh jadi kelihatannya sama, tapi keduanya sangat berbeda.

Dalam beberapa kasus, misalnya pertandingan olahraga, tidak penting apakah penyebabnya tercekat atau panik; hasilnya sama saja, Kalah!

. . .

Lalu apa yang dialami Timnas Indonesia saat laga final AFF 2010 leg pertama di Bukit Jalil, Malaysia?

Tercekat atau panik?

Timnas Indonesia saat itu mengalami apa yang disebut dengan Tercekat! Tekanan yang sangat besar untuk memenangkan pertandingan final malam itu membuat para pemain Timnas Indonesia bermain di bawah tekanan dan keadaan menjadi stress membuat mereka bermain tidak lepas dan penuh beban. Mereka bermain dengan lambat dan ‘hati-hati’ seperti pemula (amatiran). Mereka kehilangan instuisinya (nalurinya) dalam bermain bola. Sehingga permainan mereka saat itu tidak seluwes dan sebaik seperti biasanya (pertandingan-pertandingan sebelumnya). Kepekaan, respon, kecepatan, akurasi, konsentrasi dan keluwesan menjadi berkurang.

Itu pelajaran yang sulit diterima, namun yang lebih sulit lagi diterima adalah kenyataan bahwa Tercekat menuntut orang untuk tidak begitu memperhatikan pelaku dan lebih memperhatikan keadaan ketika terjadinya. Timnas Indonesia sendiri tak dapat berbuat apa-apa untuk mencegah kekalahannya dari Timnas Malaysia saat itu. Satu-satunya hal yang mungkin dapat menyelamatkan Timnas Indonesia saat itu adalah apabila kamera televisi dimatikan, seluruh masyarakat Indonesia tidak begitu berlebihan dalam mengidolakan dan memperlakukan mereka, dan penonton yang ada di stadion itu disuruh pulang. Namun,  tentu saja dalam pertandingan olahraga hal tersebut tidak dapat dilakukan. Tercekat adalah bagian drama pertandingan olahraga, karena penonton harus hadir - dan kemampuan mengatasi tekanan penonton adalah bagian Mental Juara.

Dan tentu saja, harga mahal (konsekuensi) yang harus dibayar oleh orang yang menjadi idola (‘pahlawan’) dan harapan orang banyak adalah beban besar (tanggung jawab besar) yang harus ditanggung!

. . .

Yang lalu biarlah berlalu! Kalah di partai final leg pertama tidak usah dijadikan kesedihan yang terus menerus. Saatnya belajar dan bangkit dari kekalahan. Masih ada kesempatan pada pertandingan final leg kedua nanti di Gelora Bung Karno. Masih ada peluang Timnas Indonesia untuk menjadi Juara di Piala AAF 2010 ini! Membuktikan pada dunia bahwa Timnas Indonesia memiliki Mental Juara yang layak untuk menang! Menjawab tantangan lawan dengan kemenangan! Dan memberi hadiah indah berupa kebahagiaan dan kemenanagan untuk bangsa Indonesia di penghujung tahun 2010 ini.

Semangat berjuang Tim Garuda Indonesia! Harapan itu masih ada!!!

. . .
Dan kami pun akan selau bernyanyi:

Garuda di dadaku
Garuda kebanggaanku
Kuyakin hari ini PASTI MENANG!

. . .

Bandung, 27 Desember 2010
21:59 WIB
-Masih Berharap dan Yakin Timnas Indonesia Bisa Menjuarai Piala AAF 2010. Karena Harapan itu Masih Ada!-

P.S. Untuk sahabatku ‘Pipi’ yang berkata setelah pertandingan malam itu berakhir “Ceg, kita ga boleh sedih karena Timnas Indonesia kalah. Karena mereka sudah cukup sedih dengan tidak bisa membahagiakan kita (bangsa Indonesia) malam ini. Kalau kita sedih, mereka akan lebih sedih. Jadi harus tetap semangat dan menyemangati mereka pada saat  kalah atau menang biar mereka tetap terus semangat dalam bertanding.”

. . .
Referensi : Buku “What the Dog Saw” karya Malcolm Gladwell, hal 291-310.

Senin, 06 Desember 2010

My Friend Said (3)

. . .

Malam ini mendapat sms dari seorang sahabat:
“Biarlah ALLAH yang menyemangati kita, sehingga tanpa sadar setiap peristiwa menjadi teguran kesalahan bagi kita. Cukuplah ALLAH yang memelihara ketekunan kita, karena perhatian manusia terkadang menghanyutkan keikhlasan. Semoga ALLAH menjadikan kita pribadi yang bermakna, pribadi yang saat berbaur ia mampu menyemangati yang lain dan saat sendiri ia mampu menguatkan dirinya sendiri.”

. . .

Bandung, 25 November 2010
08:46 pm
@KBS11

My Friend Said (2)



. . .

Teringat perkataan seorang teman,
“Semakin kita dekat dan mengenal seseorang, semakin banyak kekurangannya yang akan kita ketahui. Namun, ketika kita semakin dekat dan mengenal ALLAH, justru semakin banyak kebesaran-Nya yang akan kita temukan.”

. . .

Bandung, 8 September 2010
01:27 am

My Friend Said



. . .


. . .


. . .


. . .


Seorang teman pernah berkata, diambil dari sebuah buku yang dibacanya:
“Cinta sejati itu bukan perasaan  yang menggebu-gebu, tetapi keputusan yang diambil dengan pemikiran yang dalam dan matang.”


. . .

Bandung, 30 November 2010
11:23 pm
@ KBS 11


NOT TO BE BUT TO GET !!!


. . .

Jadi teringat kejadian enam tahun lalu ketika pertama kali saya dinyatakan lulus menjadi mahasiswa Farmasi ITB.

Cita-cita saya sejak kecil adalah menjadi seorang insinyur. Seorang insinyur yang bisa menciptakan teknologi dan mesin-mesin yang canggih, seorang insinyur yang ahli di bidang energi dan kelistrikan. Pokoknya saat saya kecil, menjadi seorang insinyur itu adalah sesuatu yang hebat! Dan saya ingin menjadi seorang insinyur! Hehehe…

Alhasil setelah lulus SMA menetapkan pilihan untuk kuliah di ITB yang kala itu memang dikenal memiliki jurusan-jurusan teknik yang unggul dan mencetak insinyur-insinyur yang hebat (heuheu.. iya gitu?!?!?! ;p).

Ketika mengikuti SPMB 2004 yang merupakan ujian seleksi nasional (jalur rakyat kebanyakan non USM! Hehehe.. ^^v) untuk masuk ke perguruan tinggi negeri, saya memilih jurusan Teknik Elektro ITB sebagai pilihan pertama dan jurusan Farmasi ITB sebagai pilihan kedua.

Memilih teknik elektro karena saat itu saya senang (bukan berarti bisa apalagi jago! Hehehe..;p) pelajaran fisika terutama bagian listrik, elktromagnet, dan kawan kawannya. Dan sesuai dengan cita-cita saya, yaitu setelah saya lulus kuliah teknik elektro maka saya akan menjadi seorang insinyur. Dan alasan yang paling penting adalah karena saya tidak tahu jurusan teknik yang lain itu seperti apa! Hehehe..

Dan memilih farmasi adalah karena itu pilihan yang dianjurkan orang tua saya saat itu. Heuheu.. padahal saat itu saya juga ga tahu farmasi itu isinya apa, belajar apa, nanti mau jadi apa. Pokoknya beneran nge-blank lah apa itu farmasi. Cuma tahu kalo farmasi itu ntar nya bakal belajar banyak ilmu kimia terapan. Padahal kenyataannya, OMG!!! Ternyata orang malas dan tidak rajin dan tidak tekun seperti saya ini harus berjuang dengan jungkir balik dan berdarah-darah untuk bisa survive kuliah di farmasi. Hehehe… Lebay! ^^v
Ternyata pas pengumuman SPMB 2004, di koran dinyatakan bahwa saya LULUS di Farmasi ITB. BUKAN di Teknik Elektro ITB. It means saya lulus di pilihan kedua.

Bersyukur?!!? Absolutely, Yes!!! Karena sudah berhasil menembus ujian SPMB dan diterima di ITB walaupun jurusannya Farmasi.

Tapi kalo ditanya, Kecewa?!!? Pastinyooo.. hehehe… Ya iya lah pastinya saat itu ada rasa kecewa di dalam hati karena gagal masuk ke jurusan impian saya sejak kecil. Gagal menjadi seorang insinyur!!!! Karena gelar seorang sarjana Farmasi saat itu bukan ST (Sarjana Teknik)! Tapi S.Si. (Sarjana Sains)!!!!

Sampai kala itu ada temen SMA saya yang menghibur dan berkata dengan santai kepada saya:
“Nyante aja lah, Cit! Not To Be but To Get laaah!!”
You were not born to be an engineer! But you were born to be an engineer’s wife! That’s why you’re not to be but to get!“, sambil tertawa bercanda dan menghibur!

‘What?!?!!?’ Dalam hati saya kala itu! Tapi Bener juga ya?!?!!? Hehehe..
Not to be but to get! ^^v
. . .

Bandung, 4 Desember 2010
05:26 pm
@KBS 11

. . .

P.S. Ini tulisan iseng aja! Just for fun! Just remember whad my friend said to me six years ago. ^^v


For Someone I Love *)

Baru nemu tulisan norak yamg pernah saya buat setahun yang lalu. hehehehe... Maklum lagi Ababil  (ABG Labil) waktu itu. gegege.. ;p
. . .
For Someone I Love *)


It’s not talking about
beautiful or not,
handsome or not,
wealthy or not,
having high position or not,
or whatever else!

I’m proud of you, No matter what you are or who you are…
For me, you are perfect!
I love the way you are
And I love you because I want to…

. . .

Bandung, Sept 3rd .2009
@My Lovely Bedroom
At the middle of the night
. . .

*) P.S. For Someone I Love whom I’ve not already met yet. Hehehe.. ;p

BE A REAL WOMAN . . .

 
I wanna be A Real Woman!
I wanna be A Great Woman!
I wanna be A Great Wife!
I wanna be A Great Mother!
I wanna be A Great Woman behind A Great Man!
Both, as A Great Wife and A Great Mother!
Amiin. Hehehe.. ^^v
. . .
Bandung, December 4th .2010
05:45 pm
@ KBS 11
. . .
P.S. I also wanna be A Great Woman who Inspire a lot of people in the world! Hehehe.. Amiin.. ^^v