Rabu, 17 Maret 2010

AWAN


. . .

Salah satu lapisan atmosfer bumi adalah triposfer. Troposfer ini berada pada ketinggian kira-kira 8 km di kutub bumi dan 17 km di khatulistiwa dari permukaan tanah, serta bersuhu antara 3-5 °C. Lapisan ini berpengaruh terhadap cuaca maupun iklim pada permukaan bumi. Pada lapisan ini pula terdapat debu, uap air, dan awan.

Keberadaan awan sangat berpengaruh terhadap cuaca dan iklim, karena dari awan inilah hujan dapat turun. Beberapa ahli sains telah mengkaji jenis-jenis awan yang menghasilkan hujan terbentuk menurut system tertentu serta melalui langkah khusus yang berkaitan erat dengan jenis angin dan awan tertentu. Salah satu jenis awan itu ialah awan ‘cumulonimbus’ yang berkaitan erat dengan petir. Para ahli cuaca telah mengkaji bagaimana awan-awan ‘cumulonimbus’ terbentuk dan bagaimana awan tersebut dapat menghasilkan hujan, salju, dan kilat. Mereka berpendapat bahwa awan ‘cumulonimbus’ memiliki beberapa tingkat agar dapat menghasilkan hujan:

1) Awan-awan ditiup angin; Awan ‘cumulonimbus’ pada mulanya terbentuk apabila angin meniup beberapa awan ‘cumulus’ yang kecil menuju satu kawasan dimana awan-awan kecil itu berada.

2) Penggabungan; Kemudian awan-awan kecil bergabung membentuk awan yang lebih besar.

3) Bertumpukan; Apabila awan-awan kecil bergabung, maka proses pergerakan ke atas (updrafts) di dalam awan yang lebih besar bertambah cepat. Pergerakan ini lebih kuat di kawasan pusat jika dibandingkan di tepi awan. Hal ini menyebabkan awan itu bertumpuk-tumpuk. Proses perkembangan ke arah atas ini menyebabkan awan memasuki kawasan yang lebih sejuk di dalam atmosfer dimana titik-titik air dan salju terbentuk dan mulai berkembang menjadi lebih besar. Apabila butir-butir air dan salju menjadi terlalu berat, maka butiran-butiran berjatuhan menjadi hujan, salju, dan yang lain.

Dalam hal ini, Allah SWT berfirman di dalam Al Quran Surat An Nuur ayat 43:

Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindihan, maka terlihat olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) e situ kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hamper-hampir menghilangkan penglihatan”.

Baru-baru ini, para ahli mengetahui bagaimana proses pembentukan awan, struktur, dan fungsinya melalui bantuan peralatan modern, seperti kapal terbang, satelit, computer, belon, dan lain-lain untuk mengkaji angin dan arah tujuannya, untuk mengukur kadar kelembapan dan variasinya, dan untuk menentukan besar tekanan atmosfer dan variasinya. Mereka berpendapat bahwa awan ‘cumulonimbus’ yang mampu menurunkan salju berada pada ketinggian 25000 hingga 30000 kaki.

. . .

Sumber :Buku Fisika dan Al Quran, penulis Agus Mulyono dan Ahmad Abtokhi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar