Sabtu, 20 Maret 2010

DIABETES MELITUS (DM)


. . .

Gara-gara tadi di kelas pas kuliah Farmakoterapi belajar tentang Diabetes Melitus, saya jadi keingetan terus.

Yang pertama saya langsung teringat kepada ayah saya yang juga mengidap penyakit Diabetes Melitus ini. Penyakit yang lazim dikenal orang sebagai Penyakit Gula/Kencing manis. Saya jadi kepikiran terus soalnya penyakit DM ini bisa disebabkan karena factor Genetik. Nah loh! Makin lah saya deg-degan, karena ayah saya mengidap penyakit ini. Jadi ada kemungkinan juga kan keturunan2 nya punya gen bawaan penyakit ini. Walaupun sebenarnya belum tentu juga. Tapi ya itu dia factor resikonya ada!

Yang kedua, yang membuat saya makin kepikiran tentang kuliah tadi siang itu karena ternyata DM itu bisa disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat. Waah, ini makin bikin saya lebih deg-degan. Soalnya ngerasa banget kalo pola hidup yang saya jalani saat ini jauh dari kata ‘SEHAT’. Maklum masih mahasiswa, anak kost pula, sering makan sembarangan, asupan gizi tidak seimbang, jarang olah raga. Hwaaaaa, makin takut lah saya. Jadi kebayang-bayang gitu.

Alasan terakhir yang membuat saya semakin kepikiran adalah ternyata DM juga bisa disebabkan karena berat badan yang berlebih alias kegemukan (overweight) dan seseorang dengan BMI (Body Mass Index) > 23 punya resiko untuk terkena DM. Haduuuh, pas tau itu, langsunglah saya ngitung BMI saya berapa. Ternyata ya ternyata BMI saya adalah 23,7! Hwaaaaa… makin membuat saya jadi kepikiran dan berpikiran untuk melakukan DIET makanan dalam waktu secepat-cepatnya!

Oiya, buat yang ingin tahu BMI itu apa dan gimana cara ngitungnya, ini ada ringkasannya:

Body Mass Index (BMI) atau dalam bahasa Indonesia disebut Index Masa Tubuh (IMT) adalah sebuah ukuran “berat terhadap tinggi” badan yang umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori Underweight (kekurangan berat badan), Overweight (kelebihan berat badan) dan Obesitas (kegemukan). Rumus atau cara menghitung BMI sangat mudah, yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter (kg/m²).



Nah, jadi sebenarnya Diabetes Melitus itu penyakit apaan sih?

Secara singkat Diabetes Melitus adalah penyakit kronis kadar gula darah tinggi. Sering disebut juga Kencing Manis karena urinnya mengandung glukosa. Dengan kondisi patologis sebagai berikut:

Gula darah puasa ≥ 126 mg/dl

Gula darah 2 jam setelah makan (PP) ≥ 200 mg/dl (2 jam, 75 g glukosa)

Glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl

HbA1c > 8% (normal <>

IGT/TGT : Glukosa darah 2 jam PP > 140-199 mg/dl

Glukosa darah puasa terganggu 100-125 mg/dl


Sedangkan untuk kondisi normal (Non Diabetes):

Glukosa darah (mg/dl):

Puasa <>

Sewaktu <>

2 jam PP <>

Waktu tidur <>

HbA1c 4 – 6%

Untuk kondisi hipoglisemia, glukosa darah <>


Ada beberapa tipe Diabetes Melitus berdasarkan etiologi, yaitu:

· Tipe 1, Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM). destruksi sel β : disebabkan oleh kerusakan sel β pankreas akibat autoimun, idiopatik. Sehingga tidak bisa menghasilkan insulin yang berfungsi untuk mengubah


· Tipe 2, Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM). DM tipe ini diikuti resistensi insulin, disertai dengan defisiensi insulin relative, sampai defek sekresi insulin disertai resistensi insulin.


· Tipe spesifik lain (defek genetic, pancreatitis, endokrinopati, infeksi, obat)


· Gestational DM (biasanya terjadi pada ibu hamil)

Diabetes Gestasional, penyebabnya:

- Kebutuhan energi meningkat

- Peningkatan kadar hormone

Dampak Diabetes Gestasional:

- Janin cacat (malformasi congenital)

- Bayi meninggal

- Bayi besar/bobot badan tinggi


Prevalensi Diabetes Di Dunia:

Negara

Jumlah (juta) tahun 1995

Perkiraan Jumlah (juta) tahun 2025

India

19,4

57,2

China

16,0

37,8

US

13,9

21,9

Russian Fed.

8,9

12,2

Japan

6,3

8,5

Brazil

4,9

11,6

Indonesia

4,5

12,4

Pakistan

4,3

14,5

Mexico

3,8

11,7

Ukraina

3,6

Egypt 8,8

Negara Lain

49,7

103,6

Total

135,3

300

Sumber: Soewondo P, Pusat Diabetes dan Lipid, RSCM Jakarta.

Prediksi WHO untuk Indonesia:

8,4 juta tahun 2000 akan meningkat jadi 21 juta tahun 2030.

Di Jakarta th 1982 1,7 juta

1993 5,7 juta

2001 12,8 juta

Tahun 2030 diperkirakan usia>20 tahun ada 193 juta dengan penderita di kota 14,7% (12 juta), pedesaan 7,2% (8,1 juta)


Gejala DM:

· Poliuria (Sering buang air kecil), Polidipsia (Haus terus), Polifagia (merasa lapar terus)

· Bobot badan turun dengan penyebab tidak jelas

· Peningkatan kadar gula darah dan HbA1c

· Glikosuria (urin mengandung glukosa), Ketonuria (urin mengandung keton)

· Mudah infeksi dan sulit sembuh

· Lemas, ngantuk

· Kesemutan, gatal, mata kabur

· Disfungsi ereksi, pruritus vagina

Pathogenesis NIDDM, bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

- Genetik:

Fungsi sel beta pancreas lemah, defek enzimatik, massa berkurang, terjadi penuaan dini.

- Lingkungan:

Obesitas, kurang gerak, hiperglisemia, hiperinsulinemia, obat, gangguan endokrin.


Faktor resiko DM:

· Usia>45 tahun

· Usia lebih muda dengan BMI>23kg/m2 dengan kebiasaan:

*kurang aktif

*orang tua DM

*riwayat melahirkan dengan bayi>4 kg

*hipertensi (≥140/90 mm Hg)

*HDL ≤ 35 mg/dl, dan atau TG (trigliserida) ≥ 250 mg/dl

*riwayat penyakit kardiovaskular (jantung)


Penyakit DM ini juga bisa menyebabkan komplikasi pada:

- Mata (Retinopathy) : Kerusakan pada indera penglihatan

- Ginjal (Nefropathy) : Kerusakan pada ginjal (gagal ginjal)

- Jantung (Cardiopathy) : Penyakit Jantung Koroner

- Syaraf (Neuropathy) : Hilang kepekaan sel syaraf

- dll.


Karena hingga saat ini masih belum ditemukan obat untuk menyembuhkan penyakit Diabetes (Tipe 1 dan 2) 100%, maka terapi pengobatan cenderung bertujuan untuk mengurangi resiko/bahaya diabetes. Sasaran Terapi Diabetes:

- Memelihara kadar gula darah normal atau mendekati normal

- Memelihara pertumbuhan normal anak

- Mengatur makanan dengan aktivitas fisik dan obat

- Mencegah symptom hiperglisemia seperti poliuria, penglihatan kabur, hilang bobot badan, infeksi ulang, ketoasidosis, koma hiperosmolar, mencegah symptom hipoglisemia termasuk perubahan mood, gangguan mental dan koma.

- Mencegah komplikasi

- Mengobati gangguan fisiologi lain


Penanganan Diabetes

Diabetes tipe 1: Pemberian Insulin, Diet, Olahraga

Diabetes tipe 2: Diet, bobot badan diturunkan, olahraga, pemberian obat antidiabetika oral, pemberian insulin (jika diperlukan).

sumber: Bahan Kuliah Farmakoterapi 'Prof. Dr. Elin Y.'
. . .



Tuh kan!!! Oleh karena itu, cegah Diabetes sedini mungkin dengan Pola Hidup Sehat! Lebih baik MENCEGAH daripada MENGOBATI, kan! ^^v


Tidak ada komentar:

Posting Komentar