Rabu, 17 Maret 2010

DI PENGHUJUNG SORE ITU...

[Oleh-Oleh Taujih dari Tempat KP]
. . .

Pekan ini memasuki 2 pekan terakhirku Kerja Praktek (KP) di PT Kimia Farma (Persero), Tbk. Plant Bandung. Banyak hal, banyak kisah, dan tentu saja banyak pembelajaran yang aku dapatkan selama melaksanakan KPPF di sini.

Biasanya rutinitasku setiap hari di tempat KP itu adalah mengamati dan Validasi Proses Kinin Sulfat dan Sampling di Pabrik (Bagian Produksi & Pemurnian Kina), ke Bagian Pengawasan Mutu, terus olah data dan bikin laporan di Office/Kantor MR (Manajer Representatif), terakhir diskusi dan bimbingan dengan pembimbing atau para pekerja di sana. Oiya, satu lagi aktivitas yang ga pernah kelewat pas lagi KP adalah Makan Siang di kantin. Setiap hari Masuk jam 07.30 Pagi terus pulang jam 16.00 sore nya.

Tapi ada yang berbeda hari ini, bukan hanya karena mulai hari ini aku udah mulai sibuk dengan ngolah dan analisis data untuk presentasi akhir di depan tim Manajemen KF, bukan pula stress yang mulai meningkat karena waktu presentasi akhir semakin dekat padahal laporan KP belum selesai, analisis data dan masalah proses produksi makin rumit, improvement belum nemu ide yang brilian, atau tugas-tugas dan beban-beban terkait KP lainnya. Bukan itu temans! Ternyata yang berbeda hari ini di tempat KP adalah sore hari nya Serikat Pekerja (SP) PT Kimia Farma (Persero), Tbk. Plant Bandung mengadakan acara PENGAJIAN. Di saat tekanan pada para pekerja yang semakin meningkat [termasuk aku yang merasa flow KP yang lagi tinggi-tingginya], ternyata masih ada`sarana/acara yang memfasilitasi para pekerja di sana untuk rehat sejenak, kontemplasi sesaat untuk berfikir dan menenangkan diri. Mendengar dan mengkaji untaian-untaian nasihat dan ilmu agama.

Sore itu setelah jam pulang kerja, tepatnya pukul 16.00 Pengajian tersebut dilaksanakan di Mesjid PT Kimia Farma (Persero), Tbk. Plant Bandung. Menghadirkan Ustdz. Indra Kusumah, S.Psi., M.Psi. sebagai narasumber. Tema pengajian sore itu adalah :
“BELAJAR MENJADI MANUSIA TERBAIK [Berdasarkan Hadits Rasulullah SAW]”

Dalam agama islam, setiap manusia diajarkan untuk tidak cepat merasa puas untuk hal-hal yang bersifat konstruktif (membangun). Setiap manusia dianjurkan untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan berlomba-lomba dalam hal kebaikan di setiap waktu dan dimanapun. Untuk menjadi manusia terbaik haruslah mencontoh manusia terbaik sebagai panutan/tauladan. Dalam agama islam, model manusia terbaik itu ada pada diri Rasulullah SAW.

Seperti yang disebutkan dalam Q.S. Al Ahzab ayat 21:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

Oleh karena itu, untuk belajar menjadi manusia terbaik sudah seharusnya mengacu pada Rasulullah SAW sebagai contoh teladannya yang merupakan manusia terbaik sepanjang zaman, yang memiliki kepribadian komprehensif sebagai seorang manusia (Sebagai seorang Pemimpin, yang Shalih, dan Profesional) yang berintegritas tinggi.
. . .

-HADITS 1-

“Sebaik-baik manusia adalah yang PALING BAIK AKHLAKNYA.”

Akhlak yang dimaksudkan di sini adalah baik akhlak pada diri sendiri maupun orang lain. Dalam agama Islam sendiri ada akhlak untuk diri sendiri dan ada akhlak untuk orang lain (ke sesama manusia baik yang muslim maupun non muslim), bahkan ada akhlak untuk lingkungan (alam, binatang, dll) pun diajarkan dalam agama islam. [Subhanallah, begitu detailnya agama Allah ini mengatur segala aspek kehidupan makhluk-Nya].

Manusia diberi kewenangan oleh Allah untuk memilih respon/tindakan dalam hidup ini. Manusia diberi kewenangan untuk bebas memilih segala sesuatunya dalam hidup ini. Termasuk juga memilih akhlak. Akhlak mana yang akan kita pilih? Akhlak baik atau akhlak buruk? Respon apa yang akan kita ambil dalam hidup ini? Rajin atau Malas? Marah atau Sabar? Diam atau berGerak? Dan lain sebagainya. Bahkan setelah bangun tidur kita mau ngapain itu juga pilihan. Semuanya adalah pilihan, temans. Yups, coz’ LIFE IS A CHOICE!

Setiap pilihan manusia itu harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak. Dan Allah hanya akan meminta pertanggungjawaban pada apa yang kita pilih. Sedangkan di luar yang kita pilih, itu tidak perlu. Jadi apabila kita sudah berusaha sebisa mungkin untuk melakukan yang terbaik tapi pada akhirnya hasilnya tidak sesuai dengan harapan maka yang akan dipertanggungjawabkan pada Allah itu bukan pada hasil akhirnya melainkan pada proses/usaha yang sudah dilakukan. Karena hasil akhirnya itu adalah kehendak Allah. Manusia yang memilih (berikhtiar) dan Allah yang menentukan akhirnya.
. . .

-HADITS 2-

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang memiliki umur panjang dan memiliki amal yang baik.” [H.R. Ahmad]

Yang dimaksud umur panjang di sini bukanlah berarti umur biologis yang panjang hingga ratusan tahun. Yang dimaksud umur panjang di sini adalah umur sejarah yang panjang karena punya banyak karya dan kontribusi yang besar untuk umat sehingga hidupnya menyejarah dan akan terus dikenang amalannya, kebaikannya, kontribusinya, manfaatnya, ataupun karyanya walaupun sudah meninggal. Walaupun dalam kenyataannya yang memiliki umur sejarah yang panjang tidak hanya orang-orang yang meninggalkan amalan baik atau kontribusi yang besar, tetapi juga ada orang-orang yang dikenang dan memiliki umur sejarah yang panjang karena amalan nya yang buruk atau karena kejahatannya yang besar dan merugikan banyak orang. Tapi itu semua kembali pada manusianya, apakah manusia tersebut mau memilih untuk dikenang sebagai pahlawan yang banyak memberi kebaikan atau sebagai seorang pecundang/penjahat yang banyak memberi kemudharatan!

Kata ustadz nya, Ada 4 tipe manusia di dunia ini, yaitu:
1. Manusia yang WAJIB adanya
Manusia tipe ini, kalo ada maka keberadaannya akan terasa manfaatnya. Tetapi kalo ga ada bakal dicariin, karena keberadaannya memang dibutuhkan.

2. Manusia yang SUNNAH adanya
Manusia tipe ini, kalo ada keberadaannya memberi manfaat, tetapi kalo ga ada ya biasa aja, ga bakal dicariin. Atau Kalo ada keberadaannya memberi manfaat tetapi ga kerasa manfaatnya dan kalo ga ada baru kerasa/sadar akan manfaatnya saat ada.

3. Manusia yang MUBAH adanya
Manusia tipe ini, ada atau ga ada keberadaannya sama aja. Ga ada perbedaan yang signifikan.

4. Manusia yang MAKRUH adanya
Manusia tipe ini, kalo ada keberadaannya membawa kerugian. Kalo ga ada ya biasa aja (ga rugi maupun ga membawa manfaat).

5. Manusia yang HARAM adanya
Manusia tipe ini, keberadaannya ga diharapkan karena membawa kerugian. Dan Ketiadaannya itu diharapkan karena membawa ketenangan kalo ga ada.

Nah, silahkan memilih kita ada di kategori manusia yang mana?!?!!? ^^v

Selanjutnya disebutkan juga ada beberapa Amalan yang tak akan putus walaupun sudah meninggal, yaitu:
- Amal Jariyah
- Ilmu yang Bermanfaat
- Anak yang Sholeh [Makanya setiap orang tua bertanggung jawab untuk mendidik dan menyolehkan anaknya]
Oiya, ustadnya juga bilang ada hak anak yang harus ditunaikan oleh orang tua nya, diantaranya yaitu: Dicarikan bapak/ibu yang baik (makannya kalau milih pasangan hidup harus hati-hati karena akan dipertanggungjawabkan kelak. Pilihlah pasangan untuk menjadi bapak/ibu nya anak-anak itu yang baik agamanya, akhlaknya, budi pekertinya, ilmunya, kepribadiannya, agar nantinya anaknya akan dididik dengan benar dan diharapkan akan menjadi anak yang shaleh/shalehah).
. . .

-HADITS 3-

“Yang terbaik di antara kalian adalah yang dapat menyeimbangkan antara akhirat dan dunianya.” [H.R. Ahmad]

Keseimbangan dalam hidup juga disebutkan dalam QS. Al Qashas ayat 60 dan 70:
“Dan apa saja (kekayaan, jabatan, keturunan) yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Tidakkah kamu mengerti?” [Q.S 28:60]
“Dan Dialah Allah, tidak ada`Tuhan (yang berhak disembah)selain Dia, segala puji bagi-Nya di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya segala penentuan dan kepada-Nya kamu dikembalikan.” [Q.S. 28:70]

Perjalanan kehidupan manusia:
Alam Ruh  Alam Rahim  Alam Dunia  Alam Kubur  Alam Mahsyar  Akhirat (Masuk Jannah/Syurga atau Naar/Neraka)

Sebagai manusia harus bisa menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhiratnya. Tetapi orientasi utamanya adalah tetap untuk akhirat yang kehidupannya/waktunya lebih kekal. Visi hidupnya (Goal akhirnya) adalah akhirat. Misinya harus dipersiapkan di dunia (beramal di dunia). Kita skenariokan meninggalnya kita mau seperti apa? Khusnul Khatimah atau Su’ul Khatimah? Apakah kelak kita mau masuk syurga atau Neraka? Semuanya itu harus direncanakan dan diusahakan dengan amalan kita di dunia. Oleh karena itu hidup kita di dunia jangan disia-siakan untuk hal yang tidak berguna tetapi harus diisi dengan hal-hal yang dapat menjadi tabungan amal kita kelak di akhirat.

[Ini ada tambahan dari CG, dulu aku pernah dapet sms isinya gini: “Tak ada yang tak mungkin jika Allah sudah berkehendak, Awali hari dengan niat mencari akhirat agar dunia tunduk dan mengikuti kita. Tersenyumlah saudaraku, sekalipun bumi yang kau pijak lelahkan langkahmu…]
. . .

Untuk menjadi manusia terbaik harus melakukan ibadah terbaik yang kita bisa lakukan. Tetapi perlu diingat! Hindari Sikap Berlebihan!!! Kalo istilah jaman sekarang mah ‘Jangan Lebay!!!!’… ^^v

Rasul bersabda, “Hai umat manusia hindarilah sikap berlebih-lebihan dalam agama, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah dibinasakan oleh sikap berlebih-lebihan dalam beragama.” [H.R. Ahmad dan Nasa’i]

Jadi tetap kita harus mengikuti kaidah yang diajarkan Rasulullah SAW, yang mengacu pada Al Quran dan Al Hadits.
Wallahu’alam bishawab.

So, buat kita semua, SEMANGADH BELAJAR dan BERUSAHA untuk MENJADI MANUSIA TERBAIK!!!


Bandung, 10 Februari 2010
With Love,
-CG-









Tidak ada komentar:

Posting Komentar