Sabtu, 20 Maret 2010

Cerita Dari Pemilu Presiden Yang Lalu (2009)



Rabu, 8 Juli 2009 yang lalu merupakan rangkaian kedua “Pesta Demokrasi” rakyat Indonesia setelah yang pertama yaitu Pemilihan Legislatif pada tanggal 9 April 2009. Kebetulan, pada pemilu presiden kali ini saya mendapat amanah untuk menjadi saksi capres no.2 yaitu pasangan SBY-Boediono. Sebenarnya, jadi saksi juga dadakan, awalnya memang ga kepikiran untuk jadi saksi (lagi) pas pilpres kali ini. Saya pikir walaupun PKS tergabung dalam koalisi Demokrat, tetapi yang harus menyediakan saksi ya biar Demokrat aja. Hehehehe… ^^.

Ternyata H-1 pilpres, saya dapet panggilan “tugas” dari DPC PKS Bandung Wetan untuk menjadi saksi di pilpres kali ini. Karena ternyata saksi untuk calon no 2 pada pilpres kali ini masih banyak yang kekurangan dan belum terisi. Yaah, harus siap siaga on call 24 jam, siap menerima tugas, siap ditempatkan dimana saja. Hehehe..^^. Ternyata pada Pilpres kali ini saya menjadi saksi di TPS 02 Kel. Cihapit Kec. Bandung Wetan yang alamatnya di Jalan Brantas 5, Bandung.

Ternyata TPS tempat saya menjadi saksi merupakan daerah tempat tinggal masyarakat kalangan menengah atas. Dari petugas KPPS didapatkan info bahwa sebenarnya warga yang tinggal di daerah tersebut tidaklah banyak walaupun rumahnya ada dan besar-besar. Kebanyakan dari mereka tinggal di tempat/daerah lain. Maka tidak heran jika jumlah pemilih yang terdaftar dalam DPT di TPS tempat saya menjadi saksi hanya berkisar 293an orang dan yang menggunakan hak suaranya hanya 200 orang. Tetapi walaupun begitu, para warga yang menggunakan hak pilihnya sangat antusias untuk mengikuti PIlpres kali ini. Apalagi para warga yang memang “terkait kepentingan” dengan para capres yang dipilih. Entah itu kepentingan politis, kepentingan ekonomi/bisnis, atau kepentingan apapun yang mempengaruhi kelangsungan ‘hidup’ dirinya/kelompok mereka. Yups, dukungan masyarakat pada para capres adalah bentuk harapan masyarakat itu sendiri kepada calon yang dipilihnya. Tujuan nya adalah memilih pemimpin yang paling bisa memberikan keuntungan/manfaat untuk dirinya/kelompoknya (secara khusus) dan masyarakat luas (secara umum). Selama keberlangsungan pemungutan suara, tampak wajah-wajah sumringah warga dalam menikmati pesta demokrasi ini.

Setelah proses pemungutan suara berakhir dan ditutup pada pukul 13.00 oleh ketua KPPS setempat, setelah itu dilanjutkan dengan istirahat dan makan siang bersama semua petugas KPPS dan para saksi. Yang berbeda di sini adalah suasana kekeluargaan yang hangat dan masakan yang langsung dimasak dan disajikan oleh keluarga ketua KPPS (yang kebetulan halaman rumahnya digunakan sebagai TPS). Kesannya homy banget… sambutan ramah dari para petugas KPPS dan keluarga… serta sikap yang kooperatif menjadikan saya nyaman berada di sana…

Di saat kami sedang menikmati makan siang bersama, tiba-tiba saya melihat seorang pemulung berpakaian lusuh berjalan melewati rumah (TPS) tempat kami berada. Beliau berjalan dengan lunglai, sesekali mendekati tempat sampah – tempat sampah yang terletak di setiap bagian depan rumah yang berada di komplek tersebut, berharap ada sesuatu yang bisa diambil untuk dimanfaatkan sehingga menghasilkan uang Untuk bertahan hidup…

Ya Rabb, tertegun saya melihat beliau. Pikiran saya langsung teralihkan dengan pertanyaan. “Ehmmm, Bapak itu ikut milih juga ga ya?”, “Bapak itu ikut merasakan pesta demokrasi juga ga ya?” atau “apakah buat mereka pesta demokrasi/pilpres ini ga ada efeknya sama sekali?”…. Saat itu saya hanya bergumam dalam hati saja. Bagaimana mereka bisa ikut pesta demokrasi alias pemilu. KTP yang menjadi salah satu syarat saja belum tentu mereka punya. Tempat tinggal tetap pun mungkin mereka tak ada. Buat mereka mungkin tidak penting siapa presidennya atau wakil presidennya, politik /system ekonomi apa yang diterapkan, yang penting mereka bisa tetap bertahan hidup. Begitulah nasib ‘kaum terpinggirkan kota’. Yang setiap pemilu selalu mendapat ‘janji-janji manis’ tetapi ketika telah menang seringkali dilupakan.
Sebagai warga Negara, saya tidak tahu kapan Negara ini akan menuju Negara yang adil dan sejahtera. Yang dipimpin oleh seseorang yang amanah dan mencintai rakyatnya, yang berjuang keras demi keadilan dan kesejahteraan rakyat dan negerinya. Seperti pada jaman kekhalifahan Rasulullah SAW, atau Khalifah Umar bin Khatab dan kekhalifahan khulafaurasyidin lainnya. Ingin sekali bisa merasakan dan melihat Indonesia menjadi Negara yang adil dan sejahtera… berharap suatu saat nanti itu akan terwujud. Amiin…

Wahai Pemimpin yang terpilih, suara yang mendukung-mu adalah harapan-harapan yang ditujukan kepadamu… dan janji-janji yang telah kau ucapkan adalah kewajiban yang harus ditunaikan… Maka laksanakan! Dan LANJUTKAN!

“Ya Rabb, apapun hasil yang Kau berikan pada negeri ini, ini adalah yang terbaik dari-Mu. Karena sungguh Engkau lah Yang Maha Mengetahui di atas segalanya… Yang menjadikan semuanya indah sesuai ukuran-Mu…”

Note : Hasil Akhir di TPS 02 Kel. Cihapit Kec. Bandung Wetan
Surat suara yang terpakai 200 suara (MEGA-PRO 26 suara, SBY-BOEDIONO 149 suara, JK-WIN 22 suara, suara tidak sah 3 suara). LANJUTKAN!!!


Bandung, 8 Juli 2009

. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar